Mohon tunggu...
Rico Ricardo Lumban Gaol
Rico Ricardo Lumban Gaol Mohon Tunggu... Penulis - Energi terbarukan bukanlah energi alternatif, melainkan jawaban dari kerisauan kedepannya

SEO Expert bidang Energi Terbarukan 2022 Kegiatan sehari-hariku masuk keluar wilayah 3T mendampingi wilayah-wilayah yang belum tersentuh listrik PLN samasekali. Salam kenal

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

ASI Itu Energi Terbarukan Loh Bund, Sufor Hanya Energi Alternatif Bukan Utama!

11 Oktober 2022   11:41 Diperbarui: 11 Oktober 2022   14:20 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar pribadi anak saya, Ilustrasi Asi Eksklusif ibarat energi terbarukan (Dokpri)

Takut penampakan payudara bunda tidak kencang lagi (bisa disiasati dengan rutin olahraga)

Tantangan di keluarga yang tangannya gatal mau ngasih teh, singkong, dll :D (Disiasati dengan memberikan pemahaman atau pindah tempat tinggal, tidak serumah dengan orang tua-mertua)

Nah, kalau dilihat dari kelebihan dan kekurangan di atas sebenarnya dengan ASI Eksklusif lebih banyak manfaatnya ya. Karena kekurangannya justru dari lingkungan yang sebenarnya bisa disiasati semua bund.

Saya jadi ingat, lahiran anak pertama saya itu dengan proses CS (caesarean section). Begitu anak lahir, tidak ada sama sekali IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dari dokter bedahnya. Cuma diletak sebentar dengan bundanya habis itu dibawa ke ruangan para bayi. Alhasil, anak saya jadi bingung puting bund. Bundanya jadi tertekan karena anaknya ga bisa menemukan putingnya. Hal ini terjadi selama 3 hari. Dan selama itu pula anaknya tidak mendapatkan asupan ASI sama sekali ke dalam tubuhnya, sudah pakai sendok dan juga pakai dot tapi anaknya ga mau juga. Akhirnya anaknya harus kembali lagi ke rumah sakit dikarenakan Bilirubin rendah.

Tantangan terbesar saat itu adalah orang tua, tangannya gatal pengen kasih ini itu, bibirnya tajam setajam silet. Tapi kami sadar itu semua pasti karena orang tua kita peduli dengan cucunya, jadi kami tidak ambil pusing karna ini bukan masanya mereka tetapi kami. Masanya kami sebagai orang tua memberikan yang terbaik buat anak versi kami yakni ASI Eksklusif.

Kami juga tidak mau mengambil resiko, kami menargetkan maksimal sebulan dengan kondisi seperti itu. Setelah itu kita akan berikan asupan gizi dari sufor atau bahkan makanan tambahan buat bayi.

Namun, kami terus mencoba mulai dari bundanya hanya tiduran sedang bayinya saya yang gendong sambil menyodorkan ASI langsung dari payudara bundanya. Gaya miring, gaya diri, dan berbagai gaya. 

Bayangkan saja, saat bundanya hamil berat badan saya menyentuh 73 Kg, setelah lahiran BB saya jadi 61-62 Kg hanya dalam 3 minggu, Haha.

Sampai suatu malam, sekitar jam 2 malam, bundanya sudah pasrah, tapi saya minta kali terakhir supaya bundanya baring kemudian bayinya di sampingnya sambil mengarahkan payudaranya ke mulut si bayi.

Hasilnya menakjubkan. Sedotan pertama bayi kami yang sangat tidak terlupakan hingga saat ini.

Setelah anak kami mulai bisa mendapatkan ASI langsung dari payudara bundanya, hidup kami sedikit lebih terbantu. Tidur mulai nyenyak walaupun sesekali bangun kalau anaknya menangis, tetapi kali ini tangisannya bukan karena lapar melainkan karena basah, kencing atau pup. Dan kami tidak perlu mengeluarkan seribu rupiah pun untuk ASI.

Hal ini bertahan hingga usia 6 bulan tanpa tambahan sufor maupun makanan bayi. Usia 7-24 bulan anaknya masih tetap tidak kami berikan sufor, hanya makanan tambahan sesuai dengan tumbuh kembang si bayi. Mulai dari bubur halus, naik ke bubur kasar, sampai ke makanan seperti apa yang dimakan orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun