Mohon tunggu...
....
.... Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Analis Politik-Hukum Kompasiana |

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Lancarkan Serangan Balik, Kejar Aset di Luar Negeri, Bangun "Rotterdam" di Indonesia

26 April 2016   15:22 Diperbarui: 26 April 2016   23:20 3876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dukungan untuk secepat mungkin memberlakukan tax amnesty di Indonesia pun sudah mendapatkan dukungan penuh dari DPR yang mana Ketua DPR, Ade Komaruddin pun memastikan pembahasan RUU Tax Amnesty akan selesai pada akhir April ini. Itu artinya sudah tidak ada lagi ganjalan dari parlemen terhadap Jokowi sebagaimana sebelumnya Jokowi selalu diganjal di parlemen.

DPR sepakat dengan kebijakan tax amnesty karena dengan diberlakukannya kebijakan ini maka uang-uang yang sengaja diparkirkan di luar negeri bisa dipulangkan dan disimpan di Bank-bank dalam negeri yang tak lain tujuannya adalah pemerintah ingin meminjam uang-uang itu untuk membangun infrastrktur dalam negeri juga terus mengembangkan berbagai sektor yang selama ini tidak terlalu pesat perkembangannya.

Jokowi yang pada pekan lalu sempat mengunjungi pelabuhan Rotterdam, Belanda pun semakin bersemangat untu cepat-cepat menunggu kabar baik dari DPR yakni selesai dibahasnya RUU Tax Amnesty, karena jika kabar baik itu sudah datang , maka keinginan Jokowi untuk membangun pelabuhan berkelas seperti pelabuhan Rotterdam di Belanda pun bisa terwujud karena tidak main-main jumlah uang yang diparkirkan di luar negeri sungguhlah besar nilainya yakni mencapai 11 ribu triliun.

Bagi Jokowi uang sebesar itu harus bisa dimanfaatkan untuk membangun dan mengejar ketertinggalan infrastrktur dalam negeri karena jika infrastruktur yang merupakan fondasi awal kemjuan dari sebuah negara tidak dibangun, maka keinginan Jokowi menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan maju pun tak akan terwujud.

Meskipun saat ini Indonesia sudah memiliki pelabuhan-pelabuhan yang cukup besar salah satunya pelabuhan Tanjung Priok , hal ini tetap saja kurang berarti bagi Jokowi karena pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan yang belum berkelas sehingga tak ada pilihan lain bagi Jokowi untuk memulangkan uang-uang yang sengaaj diparkirkan di luar negeri tersebut agar bisa dimanfaatkan untuk membangun pelabuhan berkelas.

Untuk membangun pelabuhan berkelas dan menggunakan teknologi canggih sebagaimana pelabuhan Rotterdam, yang dilengkapi dengan terminal kargonya yang canggih, pengelolaan minyak serta adanya Maeslantkering di satu tempat (di pelabuhan Rotterdam) maka Jokowi akan memanfaatkan uang 11 ribu triliun tersebut untuk membangun pelabuhan sekelas Rotterdam yang bisa menangkal terjadinya banjir karena pintu airnya akan tertutup secara otomatis pada saat terjadi terjangan ombak yang tinggi di tengah laut.


Karena bagi Jokowi membangun pelabuhan dengan teknologi canggih seperti pelabuhan Rotterdam adalah satu-satunya cara terakhir yang bisa ditempuh untuk membebaskan Jakarta sebagai Ibu Kota dari banjir termasuk pula genangan air apabila intensitas hujan turun dengan sangat lebat dan berlangsung sampai semalaman. Bagi Jokowi selama ini menjadi Presiden, Jokowi akan berusaha semaksimal mungkin mendobrak sesat pikir masyarakat Indonesia selama ini yang sudah pesimistis bahwa banjir bisa diatasi dengan berbagai kebijakan.

Selama ini berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah berhasil membuat Jakarta tidak dilanda banjir lagi akan tetapi itu saja belum cukup bagi Jokowi sejak Jokowi pulang dari pelabuhan Rotterdam, Belanda yang terbesit di dalam pemikirannya saat ini adalah satu yakni membangun pelabuhan sekelsa pelabuhan Rotterdam, Belanda yang sangat canggih karena bisa menangkal banjir. Bagi Jokowi mengadopsi kecanggihan teknologi Belanda adalah sebagai wujud bentuk bahwa Jokowi memang bertekad untuk menghilangkan sejarah banjir di Ibu Kota. Karena jalan satu-satunya untuk membebaskan Jakarta termasuk provinsi lain bebas banjir adalah dengan membangun pelabuhan canggih dengan teknologi Maeslantkering seperti pelabuhan Rotterdam di Belanda.

Meskipun dahulu kala pada masa penjajahan Belanda pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun, itu bagi Jokowi adalah masa lalu yang tak patut dan tak panats untuk di ingat-ingat kembali apalagi mengungkit-ungkit kesalahan Belanda kepada Indonesia 350 tahun yang lalu. Bagi Jokowi saat ini cuma satu yakni bagaimana Indonesia bisa meniru pembangunan pelabuhan super canggih seperti yang dilakukan oleh pemerintah Kerajaan Belanda yang berhasil membangun pelabuhan yang sekaligus bisa menangkal terjadinya banjir pada saat terjangan ombak mulai menerjang kawasan lautan.

Bagi Jokowi kunjungan bilateralnya ke Belanda pada pekan lalu adalah kunjungan yang sangat bernilai tinggi karena dari kunjungan itu Jokowi bisa bekerjasama dengan Belanda soal pembangunan pelabuhan sekelas Rotterdam yang dilengkapi sebuah kompleks bisa dibangun Jokowi di pusat Ibu Kota Indonesia, DKI Jakarta. Dan jika pembangunan pelabuhan sekelas Rotterdam dilakukan oleh Jokowi , maka keinginan Jokowi mengembalikan Indonesia sebagai poros maritim dunia akan cepat terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun