Memang sudah menjadi kebiasaan, tak terkecuali masyarakat Aceh Tamiang, Provinsi Aceh khususnya. Seringkali, selepas salat Tarawih, sebagian besar jamaah tak langsung pulang, melainkan singgah dahulu di warung kopi. Untuk sekedar berbincang-bincang bersama teman dimeja tongkrongan.
Amatan penulis Sabtu malam (15/03/2025), di Aceh Tamiang , hampir setiap warung kopi dipadati oleh pengunjung. Seperti salah satu warung kopi yang berlokasi di daerah Karang Baru ini, tampak ramai suasana di malam ke 15 Ramadan 1446 Hijriyah.
Muliansyah, salah seorang pengunjung mengutarakan perasaannya yang tuntas terbayarkan setelah meneguk kopi hitam. Bagaimana tidak, ia menyebut kelegaannya menyeruput pekatnya kopi hitam setelah menahan puasa kurang lebih selama 14 jam.
"Rasanya terbayarkan setelah seharian menahan untuk tidak merasakan pekatnya kopi hitam," tuturnya.
Selain minum kopi, Muliansyah yang datang bersama lima orang rekannya menyebut, obrolan yang dibincangkan juga beragam, Mulai dari politik, ekonomi hingga mozaik keislaman.
"Kami datang berlima usai Salat Tarawih, topik yang dibicarakan macam-macam, ada politik, ekonomi bisa Mozaik keislaman," katanya.
Pengunjung lainnya, Hilal mengatakan kebiasaan ngopi usai Salat Tarawih sudah dilakoninya sejak SMA, saat diajak oleh orang tuanya. Menurutnya, tradisi ini sudah dari zaman orang tuanya. Dirinya pun mengaku sulit menemukan warung kopi yang sepi setelah salat tarawih.
"Udah dari lama bang, udah jadi kebiasaan karena sering ikut ayah waktu sekolah, karena mungkin dari zaman, jadinya kebawa sampai sekarang, dan kalau nggak cepat datang, warung kopi penuh lah" Jelas Hilal.
Sementara itu, Ivan seorang pramusaji mengatakan pada bulan Ramadan ini warung kopi tempat dia bekerja baru akan dibuka setelah dilaksanakannya ibadah Salat Tarawih dan akan tutup pada pukul 01:00 WIB dini hari.
"Kami baru mulai buka abis orang salat tarawih bang, kalau tutupnya jam satu," ungkap Ivan.