Mohon tunggu...
Riby Oktadwiputri
Riby Oktadwiputri Mohon Tunggu... Mahasiswi Sastra Indonesia - Universitas Andalas

Mahasiswa Sastra Indonesia- Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Film

Sayap-Sayap Patah: Antara Realitas, Drama dan Tanggung Jawab Negara

9 Mei 2025   14:14 Diperbarui: 22 Mei 2025   23:33 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat pada tanggal 8 Mei 2025, film Sayap-Sayap Patah kembali hadir di layar lebar dengan versi terbaru dan pemeran yang berbeda. Di tengah antusiasme penonton menyambut film keduanya, saya memilih untuk kembali menonton dan menulis tentang film pertamanya yang dirilis pada 2022. Film ini tidak hanya menyuguhkan kisah cinta penuh luka antara Aji dan Nani, tetapi juga menghadirkan kembali tragedi nyata yang sempat mengguncang negeri. Lewat resensi ini, saya ingin mengajak pembaca untuk mengenang kembali kekuatan cerita film pertama sebelum menyelami cerita baru yang ditawarkan versi terbarunya.

Film berjudul Sayap-Sayap Patah, disutradarai oleh Rudy Soedjarwo dan dirilis pada 18 Agustus 2022, menyuguhkan perpaduan antara drama romantis dan aksi yang intens. Diproduksi oleh Denny Siregar Production bersama Maxima Pictures, film ini menghadirkan naskah yang ditulis oleh Monty Tiwa, Erik Tiwa, dan Alim Sudio. Deretan aktor ternama turut membintangi film ini, di antaranya Nicholas Saputra, Ariel Tatum, Iwa K Nugie Nugroho, Revaldo, Poppy Sovia, Gibran Marten, dan banyak lainnya.
Pada awalnya, film ini menampilkan kehidupan rumah tangga yang harmonis antara Ipda Sudarmaji (diperankan oleh Nicholas Saputra) dan istrinya, Nani Sudarmaji (Ariel Tatum). Mereka adalah pasangan muda yang tengah menikmati kebahagiaan sebagai suami istri, terlebih lagi setelah mengetahui bahwa Nani sedang mengandung anak pertama mereka. Kabar kehamilan itu membawa kebahagiaan tersendiri bagi Aji, yang dengan penuh semangat mulai merencanakan masa depan bersama sang buah hati.
Namun, sebagai anggota kepolisian, Aji tidak selalu bisa berada di sisi istrinya, terutama ketika usia kehamilan Nani semakin besar. Tugas negara memanggil, dan Aji yang tergabung dalam satuan Densus 88 harus menjalankan misi penangkapan terhadap sekelompok teroris di markas mereka. Operasi tersebut berjalan sukses, dan para pelaku berhasil diamankan, termasuk sang pimpinan, Leong (diperankan oleh Iwa K.), yang kemudian ditahan di Mako Brimob.
Namun situasi berubah drastis ketika Leong merencanakan kerusuhan bersama para tahanan lainnya. Insiden itu memaksa Aji dan rekan-rekannya turun langsung ke lapas. Tanpa disadari, aksi itu ternyata merupakan jebakan. Leong berhasil merebut senjata petugas dan memimpin aksi penyanderaan. Dalam kekacauan tersebut, Aji menjadi salah satu korban tewas sebelum akhirnya situasi dapat dikendalikan oleh pasukan yang dikerahkan.
Tragedi itu menorehkan luka mendalam, terutama bagi Nani yang baru saja melahirkan anak mereka. Kepergian Aji sebagai salah satu dari lima petugas yang gugur dalam peristiwa tersebut meninggalkan duka yang mendalam dan menggugah empati penonton.
Sayap-Sayap Patah merupakan film yang diangkat dari kisah nyata tragedi berdarah di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang terjadi pada tahun 2018. Dalam peristiwa tersebut, sebanyak 155 narapidana kasus terorisme membobol rumah tahanan dan melakukan kerusuhan hebat. Aksi brutal itu menyebabkan lima anggota Densus 88 gugur saat menjalankan tugas. Film ini dirilis di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap kasus pembunuhan Brigadir Yoshua. Dalam sebuah cuitan di akun Twitternya, Denny Siregar turut mempromosikan film ini dengan menulis, “Lupakan Sambo. Selamat datang Nico.” (sumber: Wikipedia).
Rudi Soedjarwo bukanlah nama baru dalam dunia perfilman Indonesia. Ia dikenal luas sebagai sutradara di balik kesuksesan film Ada Apa dengan Cinta? (2002), sebuah film remaja yang menjadi fenomena di masanya dan turut melambungkan nama para pemainnya, termasuk Nicholas Saputra. Film tersebut tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga membawanya meraih penghargaan Sutradara Terpuji dalam Festival Film Bandung. Dua dekade berselang, Rudi kembali dipertemukan dengan Nicholas Saputra dalam proyek film Sayap-Sayap Patah (2022), yang kali ini mengangkat kisah tragis berlatar terorisme. Kepiawaiannya mengarahkan film ini pun kembali diakui, dengan masuknya namanya dalam nominasi Sutradara Terbaik di ajang penghargaan Festival Film Wartawan Indonesia.
Kelebihan film Sayap-Sayap Patah ini terletak pada akting para pemerannya, terutama Ariel Tatum dan Nicholas Saputra. Keduanya berhasil membangun chemistry yang kuat sebagai pasangan suami istri, dan mampu menghadirkan emosi yang menyentuh tanpa terasa berlebihan. Rudi Soedjarwo sebagai sutradara tidak hanya menyuguhkan aksi penyergapan teroris semata, tetapi juga menyelipkan elemen drama keluarga yang menyentuh. Polemik rumah tangga antara Aji dan Nani menjadi lapisan emosional yang memperkaya cerita, membuat penonton tidak sekadar disuguhi ketegangan, tetapi juga sisi kemanusiaan dan kehangatan dalam hubungan suami istri.
Meski menyuguhkan kisah yang emosional dan dibintangi aktor-aktris berkelas, Sayap-Sayap Patah tetap memiliki beberapa kekurangan. Pengembangan karakter pendukung terasa kurang mendalam, sehingga fokus cerita hanya berpusat pada tokoh utama. Selain itu, alur di awal film berjalan agak lambat, dan transisi dari drama keluarga ke adegan aksi kadang terasa kurang mulus. Aspek psikologis dari konflik yang dihadapi para tokohnya pun belum sepenuhnya tergali, padahal bisa memberi lapisan emosional yang lebih kuat.
Jika dibandingkan dengan film pertamanya, Sayap-Sayap Patah 2: Olivia memang belum seramai pendahulunya dari segi antusiasme penonton maupun gaung promosi. Namun, film kedua ini menawarkan pendekatan yang lebih personal dan emosional lewat hubungan ayah-anak, berbeda dengan film pertama yang lebih menitikberatkan pada tragedi nyata dan kisah cinta. Meskipun skala aksinya lebih kecil, kekuatan film kedua terletak pada kedalaman cerita dan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari. Bagi penonton yang mencari film drama dengan pesan kemanusiaan dan pengorbanan dalam balutan isu terorisme, Sayap-Sayap Patah 2: Olivia tetap layak untuk ditonton. Ia menjadi pelengkap yang menyentuh dari semesta Sayap-Sayap Patah yang lebih luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun