Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaafkan Orang Lain, Bukan Buat Dia tapi untuk Kita yang Layak Bahagia

29 April 2023   23:10 Diperbarui: 29 April 2023   23:14 1692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling memaafkan membuat kelapangan hati (dok.windhu)

Maaf, satu kata yang tak selalu mudah diucapkan. Seakan ada sekat yang menghalangi antara yang merasa tersakiti dan yang telah menyakiti. Namun sesungguhnya maaf yang diberikan untuk orang lain, bukanlah untuk kebahagiaan Dia, tapi  untuk ketenangan dan kebahagiaan diri sendiri.

Kami duduk tak begitu jauh. Terasa sama-sama kikuk. Ini berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Dulu sempat akrab bareng dengan teman-teman lain dalam kegiatan. Namun, entah kekerasan hati kawan saya itu atau kegengsian hati saya membuat kami sekarang terasa jauh. Bahkan bisa dibilang enggan berbicara.

Saling memaafkan ternyata memang tak semudah seperti yang diucapkan. Perlu keberanian dalam mengucapkan dan mengakui di dalam hati. Juga perlu keikhlasan dan ketulusan. Permintaan maaf saya melalui pesan whatsapp yang tak pernah dibalas membuat saya merasa diabaikan dan bertanya-tanya.

Saat itu, saya memang tidak jadi datang ke kegiatan yang diketuainya. Saat itu saya sebenarnya sedang dalam perjalanan kesana dan telat. Merasa dekat, saya japri apakah kegiatan masih berlangsung. Sayangnya, pesan tidak pernah dibalas sampai kapanpun. Saat bertemu keesokan harinya, wajah tidak bersahabat selalu ditunjukkannya.

Saya bingung, haruskah saya minta ulang sekali lagi secara langsung  karena dia lebih senior? Namun, bukankah senior juga tak langsung berubah sikap menjadi sinis dan mencap seseorang tak komitmen dan merasa benar? Yang jelas, sejak saat itu suasana pertemanan berubah.

Pernah saya bertanya-tanya, begitu bersalahkah saya? Kenapa dia begitu? Apakah hanya karena tidak jadi datang membuat dia begitu marah? Kenapa hal yang seperti ini kemudian membuat pertemanan menjadi tak nyaman? Semua ini  muncul di kepala dalam rentang waktu lama, terlebih setiap kali melihat senior yang kini sudah berubah sikap.

Menurut teman, sikap senior memang begitu. Semua yang tidak berjalan sesuai dengan yang telah ditentukan akan membuatnya tidak suka. "Aku pun digituin sama dia. Wajahnya biasanya langsung cemberut kalau melihat aku," kata teman.

Setelah berlarut-larut mengganggu pikiran, saya memutuskan untuk memaafkan dia. Dalam doa, saya juga minta hatinya dilembutkan. Pun saya yang dianggap bersalah dan memang demikian, juga tak merasa benar dan perlu memperbaiki diri. Saya tak ingin ada pertemanan yang mengganjal, namun ternyata memberi dan meminta maaf juga membutuhkan keberanian dan pengakuan. 

Saling memaafkan di hari fitri (dok.windhu)
Saling memaafkan di hari fitri (dok.windhu)

Batas Memberi dan Meminta Maaf

Kesalahan yang diperbuat seseorang, apapun bentuknya, tetap layak untuk dimaafkan dan direlakan. Menyimpan ketidaksukaan bahkan dendam sangatlah tidak baik. Bukan cuma melelahkan tapi bisa membuat gangguan kesehatan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun