Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Rethinking Trip Purwakarta, Merangkai Cerita Indah Sejuta Pesona Destinasi Wisata

6 Oktober 2022   21:58 Diperbarui: 8 Oktober 2022   13:31 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sempatkan ibadah di Masjid Agung Baing Yusuf (dok.windhu) 

Pengunjung bisa berkeliling kota Purwakarta menggunakan sepeda dengan media virtual. Bale Panyawangan memberikan sentuhan wisata sejarah dan wisata edukasi yang berbeda dari museum pada umumnya.

Bale Indung Rahayu 'Tempat Kemuliaan Ibu (dok.windhu) l
Bale Indung Rahayu 'Tempat Kemuliaan Ibu (dok.windhu) l

Bale Indung Rahayu

Memuliakan ibu di Bale Indung (dokpri) 
Memuliakan ibu di Bale Indung (dokpri) 

Saat mengunjungi Bale Indung Rahayu, sebuah museum yang memiliki arti nama "Tempat Kemuliaan Ibu" dan terletak di Jl. RE Martadinata, sungguh jadi teringat sama jasa dan perjuangan ibu yang telah mengandung dan membesarkan seorang anak.

Indung teh libarat batu anu nunggul. Batu anu ngahiji jeung taneuhna jeung lemahna jeung caina jeung panon poena. Anu teh unggut kalinduan, teh gedag ka anginan. Tara linca-linci luncat ulang mudar dina tali gadang manunggal jeung dirinya (Kang Dedi Mulyadi).

Yayan, selaku pemandu menjelaskan museum yang ditata dengan estetika dan teknologi digital dengan  menceritakan perjalanan hidup manusia dari mulai dalam kandungan hingga sembilan bulan hingga akhir hayat. 


Peran seorang ibu yang penuh perngorbanan merawat anak dengan sentuhan budaya Sunda. Dari bulan pertama hingga bulan kesembilan menjelang kelahiran digambarkan lewat lorong yang gelap dan panjang serupa dalam kandungan. 

Di dalam ruangan terdapat banyak kisah. Mulai dari cerita ungkapan Sunda yang sering mengiringi seorang ibu ketika hamil dan melahirkan. 

Hal yang menyenangkan adalah terdapat beberapa permainan anak khas Sunda tempo dulu. Bentuknya berupa lukisan, foto, hingga beberapa bentuk fisik yang bisa dimainkan seperti congklak, engklek dan dam-daman.

Nostalgia masa kecil membawa saya untuk mencoba engklek. Begitupun dengan beberapa teman lainnya. Ada yang bermain congklak. Kang Topik menjelaskan permainan dam-daman alias catur jawa yang kini mulai punah.  

Main catur Jawa alias dam-daman bersama kang Topik (dok.windhu) 
Main catur Jawa alias dam-daman bersama kang Topik (dok.windhu) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun