Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Ini yang Harus Diketahui dari Long March Siliwangi dalam Film "Darah dan Doa"

2 April 2022   18:28 Diperbarui: 3 April 2022   18:10 2119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Darah dan Doa (Gambar: jakarta-tourism.go.id)

Sudarto dan perawat Widya sempat harus terpisah dari pasukannya akibat peristiwa itu. TNI saat itu memang hanya pernah mendengar DI/TII tapi tidak begitu mengetahui seperti apa wujudnya.

 (gambar:jakarta-tourism.go.id)
 (gambar:jakarta-tourism.go.id)

Bernyanyi untuk Menghibur Hati

Long March dari Yogyakarta ke Bandung yang tidak mudah. Mereka harus berjalan kaki membawa bekal. Harus berlindung dalam hutan agar aman dan berangkat subuh gelap untuk menempuh perjalanan yang semakin sulit karena masuk ke daerah yang dikuasai musuh.

Semua perjalanan juga dilakukan saat malam hari yang suasananya gelap. Perjalanan siang hari lebih mudah dan risiko tercerai berai dapat dihindari. Hanya saja, itupun tak mudah karena bisa terjebak dalam pertempuran.

Mereka melewati Candi Galuh, Kali Serayu, Gunung Slamet, lalu menyusup ke Bumiayu. Setelah itu dari Prupuk sepanjang garis Tasikmalaya. Jarak yang ditempuh dan tidak ada kepastian hari ini, besok, dan hari depan terkadang membuat semangat menjadi kendor dan muka cerah berubah suram. Untuk menyemangati long march, bernyanyi merupakan langkah terbaik yang dilakukan.

Bandung rebut, Bandung Kembali. Janji Kita Setiap Hari. Janganlah mundur, tetap tepati. Sampai kita bekerja kembali 

Lewat berbalas pantun dan menari mengikuti irama, para tentara ini menyuarakan rasa harinya dengan lagu "Rasa Sayange".

Rasa Sayange… Rasa Sayang-Sayange…ee lihat dari jauh rasa sayang-sayange. Burung pipit terbang melayang. Hinggap pada dahan kelapa. Hati saya sekarang melayang ingat nona di Yogyakarta.

(Gambar: Kompas.com)
(Gambar: Kompas.com)

Gadis Jerman dan Perawat Cantik

Long march Siliwangi dari Yogyakarta ke Bandung, tak hanya menghadirkan kisah perjuangan melainkan sisi kehidupan seorang anak manusia. Sosok Sudarto yang komandan batalyon dikesankan tidak tegas.

Rasa kesepian yang dialami Sudarto membuatnya mendekati dua gadis, yakni Connie gadis Indo Jerman dan perawat Widya yang membantu korban sakit dan terluka selama long march . Padahal, Sudarto lelaki beristri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun