Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Terpesona Perpaduan Budaya dan Bahasa di Masjid Ramlie Musofa

30 April 2020   23:12 Diperbarui: 30 April 2020   23:21 1494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Al Fatihah berada di sisi tangga sebelah kanan menuju ruang utama untuk salat di Masjid Ramli Musofa. (dok.windhu)

Rasa kagum langsung muncul saat melihat bangunan masjid megah yang menjulang di depan mata. Tak hanya tampak mewah dengan warna putih yang seakan bersinar terang di siang hari. Perpaduan budaya dan bahasa terlihat di masjid yang disebut menyerupai  monumen Taj Mahal di India.

Itulah yang terasa saat menjejakkan kaki ke masjid Ramlie Musofa yang terletak di kawasan perumahan Jalan Danau Sunter Raya Selatan Blok I/10 12C-14A, Jakarta Utara. Di seberang masjid yang arsitekturnya menawan ini, ada danau sunter. Tidak perlu khawatir dengan adanya tarif masuk dan tarif parkir.

Masjid Ramli Musofa, salah satu destinasi wisata religi di Jakarta Utara (dok.windhu)
Masjid Ramli Musofa, salah satu destinasi wisata religi di Jakarta Utara (dok.windhu)
Masjid Ramlie Musofa begitu mengundang rasa penasaran banyak orang. Tayangan video klip azan magrib di stasiun televisi dan banyak media yang meliputnya sejak diresmikan pada tahun 2016 menjadi pemantik. Semua itu tak dapat lagi membendung keinginan untuk berkunjung.

Datanglah ke masjid ini bersama teman, seperti yang saya lakukan. Jangan sendiri. Lebih baik lagi jika bersama keluarga karena sayang sekali melewatkan keindahannya. Masjid yang sangat instagrammable. Indah untuk berfoto-foto. Berpuas-puaslah mengambil gambar karena tak dilarang. Dengan syarat, tak mengganggu yang sedang beribadah.

Sisi kiri masjid Ramlie Musofa (dok.windhu)
Sisi kiri masjid Ramlie Musofa (dok.windhu)
Di halaman depan masjid, begitu masuk pintu gerbang, terlihat banyak orang yang berpose. Tak ingin melewatkan mengabadikan diri di depan tulisan surat  Al Fatihah dalam tiga bahasa yang terukir di dinding sisi kiri dan sisi kanan tangga menuju pintu masuk ke dalam masjid. 

Unik karena surat Al Fatihah itu ditulis dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Mandarin. Ada juga Surah Al-Qariah yang tertulis  pada sisi tembok pagar bagian depan masjid. Tak hanya itu, ukiran-ukiran kaligrafi juga terlihat pada dinding masjid. Isinya doa-doa dan pengingat akan hari kiamat dan hari pembalasan.

Bagian dalam masjid untuk salat (dok.windhu)
Bagian dalam masjid untuk salat (dok.windhu)
Menjelajah masjid ini sangat menarik. Tak puas hanya sekali mengambil foto. Dari depan masjid, area halaman masjid, pada tangga masjid yang menuju tempat salat, di dekat beduk, di depan piagam peresemian, di dalam masjid, hingga di tempat berwudhu dan bangunan toilet semuanya sangat bagus untuk diabadikan. Disimpan sebagai kenangan  yang tak akan usang.

Masjid Sebagai Monumen Cinta

Lambang cinta seorang raja terhadap istrinya berupa Taj Mahal di India telah menjadi inspirasi didirikannya masjid yang dibangun oleh pemiliknya Ramli Rasidin di atas lahan seluas 2.000 meter sejak tahun 2011. Masjid diresmikan oleh Prof Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal) dan H Ramli Musofa pada tanggal 15 Mei 2016

Beduk di masjid Ramlie Musofa (dok.windhu)
Beduk di masjid Ramlie Musofa (dok.windhu)
Masjid Ramlie Musofa  merupakan wujud cinta kepada tiga hal, yakni terhadap Allah yang Maha Kuasa, Islam dan Keluarga. Ah, indah sekali. Tiba-tiba hati seakan tersentuh. Sudahkah dan mampukah saya mewujudkan cinta yang sama selama ini dengan cara berbeda?

Nama masjid ini sendiri berasal dari insial keluarga yang mendirikannya. Ramli Rasidin (Ram), sang istri Lie Nok Kiem (Lie), dan dua anaknya Sofia (So) dan Fabian (Fa). Haji Ramli rasidin merupakan keturunan Tionghoa yang kemudian memeluk agama islam (mualaf).

Bagian atap masjid (dok.windhu)
Bagian atap masjid (dok.windhu)

Fasilitas untuk difabel dan lansia

Bagian dalam masjid yang merupakan ruang utama di lantai dua juga terlihat indah. Tak hanya dilengkapi dengan ukiran tanah Jawa, masjid juga memiliki mimbar dari marmer yang berasal dari Turki dan Italia. Di atas karpetnya yang berwarna hijau, pandangan terpesona pada bagian atap masjid. Penasaran, usai salat naik ke lantai tiga masjid untuk melihat pemandangan ke bawah.

Ornamen dari berbagai budaya begitu nyata. Ada unsur budaya Arab, budaya Tionghoa, budaya Indonesia, dan budaya India yang diwujudkan. Saat melihat lift yang bisa digunakan oleh pengunjung, saya jadi teringat ibu yang sudah lansia. Ibu yang sudah sudah sepuh sudah mulai kepayahan kalau harus naik dan turun dari tangga masjid.

Fasilitas lift dua buah yang memudahkan pengunjung lansia, difabel, dan ibuhamil (dok.windhu)
Fasilitas lift dua buah yang memudahkan pengunjung lansia, difabel, dan ibuhamil (dok.windhu)
Pikiran pun melayang pada seorang teman yang difabel. Dia sempat mengungkapkan hal yang sama. Andaikan saja masjid-masjid di Indonesia dilengkapi dengan sarana lift, para difabel bisa beribadah di masjid-masjid yang indah dengan lebih mudah. Perempuan yang sedang hamil pun akan lebih terbantu.

Satu hal yang membuat tak kalah kagum adalah pada tempat wudhu dan toilet yang disediakan.  Pada dinding tempat wudhu ada penjelasan cara berwudhu yang juga dalam tiga bahasa,  Mandarin, Arab, dan Indonesia. Berwudhu pun bisa dilakukan dengan posisi duduk. Tidak hanya berdiri seperti yang umumnya ada.

Toilet untuk pengunjung. Paling kanan toilet untuk difabel (dok.windhu)
Toilet untuk pengunjung. Paling kanan toilet untuk difabel (dok.windhu)
Toilet masjid terletak di luar masjid juga dengan warna putih. Semuanya serba bersih dan terlihat terawat. Salah satu toilet dikhususkan bagi kaum difabel dengan fasilitas yang memudahkan.

Destinasi Wisata Religi Jakarta

Saat ramadan dan Idul Fitri, masjid biasanya merupakan tempat yang ramai dikunjungi. Demikian pula halnya masjid ini yang kini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Jakarta. Sayangnya, di masa pandemi covid-19 pada ramadan 1441 tahun 2020 ini hal itu tidak bisa dilakukan karena diinstruksikan agar kegiatan keagamaan dilakukan di rumah saja.

Tempat wudhu yang dilengkapi tempat duduk. Di atasnya ada petujuk tata cara berwudhu dalam tiga bahasa (dok.windhu)
Tempat wudhu yang dilengkapi tempat duduk. Di atasnya ada petujuk tata cara berwudhu dalam tiga bahasa (dok.windhu)
Namun, jika masa wabah telah usai. Suatu pengalaman yang  indah jika sempat berkunjung kembali ke masjid Ramlie Musofa. Mengagumi keindahan karunia dan cinta yang dihadirkan dalam bentuk bangunan masjid. Hati lantas berucap syukur atas kenikmatan penglihatan dan kesehatan yang diberikan.   

Bagian depan masjid Ramlie Musofa. Setelah masa pandemi covid-19, wisata religi lagi. (dok.windhu)
Bagian depan masjid Ramlie Musofa. Setelah masa pandemi covid-19, wisata religi lagi. (dok.windhu)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun