Mohon tunggu...
riap windhu
riap windhu Mohon Tunggu... Sales - Perempuan yang suka membaca dan menulis

Menulis untuk kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perempuan Bisa Bela Diri dengan Gunakan Benda dalam Tas!

31 Desember 2016   09:30 Diperbarui: 31 Desember 2016   11:06 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benda yang ada di dalam tas, seperti tongsis bisa dijadikan senjata bela diri (dokpri)

Siapkan serangan bila terjadi penarikan tangan (dokpri)
Siapkan serangan bila terjadi penarikan tangan (dokpri)
Menyesuaikan dengan kondisi, ada baiknya bila terjadi tarik menarik ikuti dulu dan jangan melawan. Namun, tetap menyiapkan serangan. Sore itu, para ladiesiana diajarkan teknik bercermin dan menggaruk untuk melumpuhkan laki-laki yang mengganggu. Begitu pun halnya dengan menggunakan alat bantu tongsis.

Setelah memeragakan di atas panggung, secara berpasangan dua orang, setiap ladies bergantian harus praktik bela diri dengan memerankan jadi korban dan pelaku kejahatan.  Wah, ternyata teknik bercermin dan menggaruk efektif, lho! Cukup berasa sakitnya sehingga membuat cengkraman tangan bisa terlepas !

gunakan teknik bercermin (dokpri)
gunakan teknik bercermin (dokpri)
Kenali titik lemah lawan/laki-laki (dokpri)
Kenali titik lemah lawan/laki-laki (dokpri)
Coach Eko Hendrawan menghampiri setiap pasangan latihan dan membetulkannya bila ada yang kurang tepat. Saat itu, ada yang bertanya, bagaimana kalau tidak sempat mengeluarkan benda di dalam tas?

Kalau ini, tentu saja ada pada kemampuan prediksi atau membaca situasi. Perempuan harus peka terhadap lingkungan. Selalu ada jarak tertentu sebelum korban berada langsung di depan korban. Kewaspadaan harus tetap ada meskipun dengan orang yang sudah dikenal. Bila tidak memungkinkan, berlari pun bisa dilakukan. 

Ingat kasus Yuyun? Ada pelaku yang ternyata kenal dengan korban. Meski tak semua, sejumlah kasus yang terungkap pun ternyata juga memperlihatkan kejahatan atau pelecehan bisa dilakukan oleh orang  yang dikenal ataupun orang dekat.

contoh gerakan (dokpri)
contoh gerakan (dokpri)
Melepaskan tangan lawan yang mencengkeram tangan bisa dilakukan (dokpri)
Melepaskan tangan lawan yang mencengkeram tangan bisa dilakukan (dokpri)
Jadi, perempuan juga harus pandai menempatkan diri mengenal zona aman. Siaga saat jalan sendirian. Berhati-hati di jalan yang gelap. Kalau naik kendaraan bermotor, sebaiknya tas diletakkan di tengah. Jika menggunakan ransel, lebih baik diletakkan di depan badan. 

Contoh-contoh ini hanya beberapa saja. Semuanya itu tetap perlu latihan agar peka membaca situasi. Ya, pengenalan self defense yang hanya sekali dengan durasi dua jam belumlah mencakup semuanya.

Tangan dan jemari tangan juga bisa digunakan untuk membela diri (dokpri)
Tangan dan jemari tangan juga bisa digunakan untuk membela diri (dokpri)
Dengan bela diri praktis WSDK, perempuan bertubuh kecil pun bisa mengatasi pelaku yang badannya lebih besar (dokpri)
Dengan bela diri praktis WSDK, perempuan bertubuh kecil pun bisa mengatasi pelaku yang badannya lebih besar (dokpri)
Namun, buat saya dan para ladiesiana yang datang sore itu sungguh menyenangkan dan terbantu karena tahu sejumlah trik. Sayangnya, di Jakarta WSDK tidak ada. Beberapa perempuan, menurut coach Eko melaju dari Jakarta ke Bandung untuk ikut latihan. Ah, semoga saja komunitas Ladiesiana semakin memberdayakan anggotanya. Tutup tahun bermanfaat dari Ladiesiana dengan belajar bela diri. Sebelum kegiatan dimulai, para ladiesiana sudah menikmati kudapan dan minuman yang tersedia. 

Saya terkesan dengan sugesti memunculkan keberanian dan keyakinan dalam diri perempuan supaya mampu melawan pelecehan atau tindakan kejahatan yang mungkin dialami. Sugesti yang  dilakukan sebelum dan sesudah latihan itu begitu mengena bagi kaum perempuan sehingga memunculkan kekuatan sekaligus berpikir positif. Lembut bukan berarti lemah. Di dalam kelembutan tersimpan kekuatan !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun