Mohon tunggu...
Irma Sabriany
Irma Sabriany Mohon Tunggu... Freelancer - Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kau Pergi di Gemercik April

13 Agustus 2019   08:23 Diperbarui: 13 Agustus 2019   11:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
View from Puncak Bulusaraung (dok. Korpala Unhas) 

Di antara gunung yang pernah aku daki, adalah gunung Bulusaraung yang meninggalkan pengalaman yang tak akan pernah aku lupakan seumur hidup. Bagaimana tidak, di gunung inilah sahabat terbaikku jatuh ke dalam jurang sekitar 160 meter dan menghembuskan nafas terkahirnya.

Ingatanku jelas akan peristiwa di titik 1030 Mdpl., Hari itu Minggu, 13 April 2008 . Pukul 14.52 WITA saat juniormu mengatakan kak, jalannya buntu. Katamu, tunggu aku cek jalur dulu. Kata terakhirmu kepadaku Tunggu aku disini, jangan kemana-mana.

Dan tiba-tiba ada teriakan awas ada batu. Aargh tebing  terjal gunung Bulusarauang tak lagi bersahabat denganmu dan menjadi saksi bisu kepergianmu. 

Kau yang sangat sering ke lapangan 'bercumbu' dengan tebing, ketinggian dan alat-alat manjat. Ketinggian itu tak lagi bersahabat denganmu, sejak aku mengenalmu semangatmu ke lapangan paling besar baik itu ke gunung, tebing, gua dan laut. 

Kau selalu bilang kapan lagi bisa jalan melihat kabupaten di Sulsel ini, biar capek asal tidak berhenti. Aku tahu, engkau adalah seseorang yang hanya menikmati alam ciptaanNya. Dan aku percaya alam tidak  akan pernah mengkhianati orang-orang yang mencintainya.

Hujan, gerimis dan kabut mengiringi kepergianmu hari itu. Iya, senyum yang selalu menghiasi bibirmu senyum itu pula yang aku lihat, mata yang menyejukkan itu. Masih sangat jelas senyum dan kedipan mata terakhir. Damai sekali.

Aku ingat, waktu mengikuti rolling bidang tebing, kau terkesan galak, tetapi dibalik itu sebenarnya kau adalah sosok yang perhatian dan humoris. Aku ingat bagaimana kau tersenyum tulus.

Pesanmu kepadaku, Cen, tahu tidak. hidup itu dipenuhi dengan hal-hal dan orang-orang yang tidak sempurna. Baiknya kau menerima kesalahan orang lain dan memilih untuk merayakan perbedaan. Hidup ini terlalu pendek jika hanya diisi oleh kebencian kepada seseorang dan penyesalan. 

Belajarlah mencintai orang-orang yang memperlakukanmu dengan baik dan tak lupa untuk menyayangi yang lainnya. Belajarlah untuk berlapang dada dan mengalah. 

Belajarlah untuk melepaskan beban hidupmu dengan keceriaan. Belajarlah untuk ikhlas, karena tak ada yang tak bisa diikhlaskan. Belajarlah untuk bersyukur. 

Insya Allah kau akan menjadi orang yang berkualitas. Insya allah, besok dan hari-hari berikutnya akan kau lalui dengan senyum kebahagiaan dan bahagia dunia akhirat serta percayalah kamu pasti bisa melewati cobaanmu.

Nyekar di makam Kak Ismed Wahyudi (dok. pribadi)
Nyekar di makam Kak Ismed Wahyudi (dok. pribadi)

Untukmu, jIkalau sampai saat ini masih ada air mata menetes bukan karena tak ikhlas tetapi sekedar rindu bertemu denganmu. Iya, aku rindu pada laki-laki ini, rinduku seperti bulir-bulir hujan yang tumpah dari langit, tak terhingga jumlahnya. Maka buat kawanku jangan pernah sekalipun engkau berpikir untuk benar-benar menyulap rinduku menjadi hujan, karena aku takut semesta akan tenggelam. 

Hari ini tepat sebelas tahun empat bulan kepergianmu, aku ingin menuliskan tentang aku yang pernah menangis karenamu. Tentang kamu yang selalu ada untuk siapapun. 

Untukmu, terkirim doa kesejahteraan seperti engkau dilahirkan dan kelak di hari kebangkitan. Selamat jalan kak, Tak ada lagi celaan darimu. Tetapi celaan mu tak akan dilupakan banyak orang. 

_Buton, 13 Agustus 2019_

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun