Mohon tunggu...
Rian Raymon Tarantein
Rian Raymon Tarantein Mohon Tunggu... Freelance Writer

Ora Et Labora

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency Pilihan

Green Cryptocurrency, Masa Depan Keuangan Digital yang Ramah Lingkungan

2 Desember 2024   11:20 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:03 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Green Cryptocurrency (Sumber: AI Artguru/Kredit Foto)


Kehadiran cryptocurrency telah membawa perubahan besar dalam dunia keuangan. Namun, kritik terhadap penggunaan energi yang tinggi dalam penambangan (mining) cryptocurrency, terutama Bitcoin, telah menimbulkan kekhawatiran terhadap dampak lingkungan. Dalam menanggapi masalah ini, konsep green cryptocurrency muncul sebagai solusi. Artikel ini akan membahas secara rinci apa itu green cryptocurrency, bagaimana cara kerjanya, serta dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Apa Itu Green Cryptocurrency?

Green cryptocurrency merujuk pada aset digital yang dirancang untuk meminimalkan jejak karbon dan konsumsi energi dalam operasionalnya. Tidak seperti cryptocurrency tradisional seperti Bitcoin, yang menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW) yang boros energi, green cryptocurrency mengadopsi teknologi alternatif yang lebih efisien, seperti Proof-of-Stake (PoS), Proof-of-Authority (PoA), atau teknologi inovatif lainnya.

Mengapa Green Cryptocurrency Diperlukan?

Konsumsi Energi Tinggi pada Cryptocurrency Tradisional

Menurut data dari Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index, Bitcoin menggunakan lebih dari 120 terawatt-jam (TWh) listrik setiap tahunnya, setara dengan konsumsi energi beberapa negara kecil. Hal ini menimbulkan emisi karbon yang signifikan.

Dampak Lingkungan

Penambangan Bitcoin memanfaatkan perangkat keras yang bekerja terus-menerus, sering kali menggunakan sumber energi tidak terbarukan. Proses ini tidak hanya meningkatkan emisi karbon tetapi juga menghasilkan limbah elektronik.

Tuntutan Regulasi dan Konsumen

Regulasi lingkungan yang semakin ketat dan meningkatnya kesadaran konsumen terhadap keberlanjutan memaksa industri untuk mencari solusi yang lebih ramah lingkungan.

Teknologi yang Mendukung Green Cryptocurrency

Proof-of-Stake (PoS)

Alih-alih menggunakan daya komputasi untuk memvalidasi transaksi, PoS memilih validator berdasarkan kepemilikan koin mereka. Ethereum, misalnya, telah beralih ke Ethereum 2.0 yang menggunakan PoS, mengurangi konsumsi energi hingga 99,95%.

Proof-of-Authority (PoA)

Sistem ini memanfaatkan otoritas node terpercaya untuk memvalidasi transaksi, menghilangkan kebutuhan akan perangkat keras berdaya tinggi.

Blockchain Berbasis Energi Terbarukan

Beberapa proyek, seperti Chia Network, menggunakan ruang penyimpanan (Proof-of-Space and Time) yang lebih hemat energi dibandingkan algoritma PoW.

Sidechains dan Layer 2 Solutions

Teknologi ini mengurangi beban transaksi di jaringan utama, sehingga mengurangi konsumsi energi.

Contoh Green Cryptocurrency

Chia (XCH)

Chia menggunakan Proof-of-Space and Time, yang memanfaatkan ruang penyimpanan daripada daya komputasi. Metode ini jauh lebih hemat energi dibandingkan PoW.

Algorand (ALGO)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun