Mohon tunggu...
Rianesty Diantika Maharani
Rianesty Diantika Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa

43225110003 - S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen pengampu Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan

14 Oktober 2025   01:40 Diperbarui: 14 Oktober 2025   01:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan-6

Kasus orang marah - marah di jalan raya : 

Suatu hari saat sedang berkendara, ada pengendara lain yang tiba - tiba nyalip, dan kemudian marah - marah kepada saya, padahal saya merasa tidak melakukan kesalahan yang berarti. Ia berteriak dan menunjukkan gestur yang tidak sopan. Dari pada terpancing emosi, lebih baik saya tetap tenang dan tidak membalas kemarahan tersebut. Saya mengingat prinsip Marcus Aurelius bahwa "Kita tidak bisa mengendalikan tindakan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan pikiran dan reaksi kita". Saya berpikir mungkin orang itu sedang terburu - buru, stres, atau memiliki masalah pribadi. Dengan menahan diri dan tetap sabar, saya bisa menjaga situasi agar tidak semakin memanas dan tetap aman dijalan. Setelah kejadian itu, saya merasa lebih tenang karena berhasil mengendalikan diri, bukan membiarkan emosi mengambil alih. Dari pengalaman ini, saya belajar bahwa berpikir positif dan rasional dapat mencegah konflik serta melatih kesabaran, seperti kata Marcus Aurelius, "The best revenge is to be unlike your enemy" (balas dendam terbaik adalah tidak menjadi seperti orang yangberbuat buruk kepada kita).

Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan-3
Diskursus 5 Tokoh Pentingnya Berpikir Positif Tentang Kehidupan-3

Metode Conversio menurut ajaran Marcus Aurelius bukanlah kepasrahan, melainkan transformasi batin - kemampuan untuk melihat realitas secara rasional, menerima yang tak bisa diubah, dan menjaga ketenangan di tengah kekacauan. 

Dalam konteks filsafat Stoikisme, Conversio dapat dimaknai sebagai proses perubahan atau pembalikan arah batin manusia - dari reaksi negatif terhadap dunia luar menuju penerimaan dan ketenangan dalam diri. Marcus Aurelius menekankan bahwa kebahagiaan dan kedamaian sejati tidak ditentukan oleh keadaan eksternal, tetapi oleh bagaimana kita menilai dan merespon hal - hal tersebut. Ia menulis dalam Meditations : "If you are distressed by anything eksternal, the pain is not dueto the thing itself, but to your estimate of it ; and this you have the power to revoke at any moment". (Jika kamu terganggu oleh sesuatu dari luar, penderitaan itu bukan disebabkan oleh hal tersebut, melainkan oleh penilaianmu terhadapnya ; dan kamu memiliki kekuasaan untuk mengubahnya kapan pun). Jadi, Conversio disini menggambarkan pergeseran kesadaran dari luar ke dalam - dari keinginan mengubah dunia menjadi kemampuan mengubah diri sendiri.

Kasus pada kehidupan sehari - hari : 

Saat berkendara di jalan jalan raya, seseorang tiba - tiba menyalip, dan memaki tanpa alasan yang jelas. Kita mungkin merasa marah, tersinggung, atau ingin membalas. Namun, dengan berpikir seperti Marcus Aurelius, kita menahan diri dan menilai ulang situasi. Kita menyadari bahwa kita tidak dapat mengendalikan perilaku orang lain, tetapi bisa mengendalikan cara berpikir dan reaksi kita sendiri. Kita lalu berkata dalam hati "Saya tidak bisa mengubah tindakannya, tetapi saya bisa memilih untuk tetap tenang". Hasilnya, kemarahan mereda, suasana tetap tenang, dan kita terhindar dari konflik. Inilah contoh penerapan Conversio - perubahan dari reaksi emosional menjadi penerimaan dan ketenangan batin melalui pikiran positif.

Metode Latihan (Askesis) : Memisahkan dua hal antara Fortuna dan Virtue

Askesis berasal dari bahasa Yunani yang artinya Latihan. Pengertian Askesis adalah metode latihan rohani dan mental yang digunakan oleh para Filsuf Stoik untuk mencapai kebijaksanaan dan ketenangan batin. Tujuannya adalah melatih pikiran agar tetap tenang, rasional dan bijak dalam menghadapi segala situasi hidup. 

- Fortuna (Nasib/ hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan)

Fortuna bersifat tidak pasti dan tidak dapat dikendalikan. Fortuna merupakan segala sesuatu yang datang dari luar diri kita, seperti: Cuaca, Penyakit, Kematian, Opini orang lain, Posisi sosial, atau Keberuntungan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun