Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Media Sosial Mampu Meningkatkan Gairah Belajar Siswa

16 Februari 2025   22:25 Diperbarui: 16 Februari 2025   22:25 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis awalnya susah. Namun menulis di Media Sosial Membuat mereka bergairah: Foto Dok Pri Yusriana

Misalnya, ada yang lebih suka menulis dengan gaya santai dan humoris, sementara yang lain mungkin lebih formal atau inspiratif. Dengan berinteraksi dan menerima respons dari audiens, mereka bisa mengetahui mana gaya yang paling cocok untuk mereka. Ini penting karena dalam menulis, memiliki "suara khas" berarti memiliki cara penyampaian yang unik sehingga tulisan lebih menarik dan mudah dikenali.

Media sosial dapat membuat siswa lebih sadar akan audiens mereka. 

Maksudnya, media sosial mengajarkan siswa untuk mempertimbangkan siapa yang akan membaca tulisan mereka. Karena mereka berbagi tulisan di platform publik atau semi-publik, mereka jadi lebih sadar tentang bagaimana cara menyampaikan pesan agar mudah dipahami, menarik, dan sesuai dengan audiensnya.

Misalnya, ketika menulis di Instagram, mereka mungkin menggunakan bahasa yang lebih santai dan visual yang menarik, sementara di LinkedIn, mereka mungkin lebih formal dan profesional. Kesadaran ini membantu mereka menyesuaikan gaya dan isi tulisan agar lebih efektif dalam berkomunikasi.

Media sosial dapat memberikan akses cepat dan mudah ke berbagai informasi dan pengetahuan.

Maksudnya, media sosial memungkinkan siswa untuk dengan cepat menemukan dan mengakses berbagai informasi serta sumber pengetahuan yang relevan. Dengan hanya beberapa klik, mereka bisa membaca artikel, menonton video edukatif, atau berdiskusi dengan para ahli di berbagai bidang.

Misalnya, melalui Twitter atau LinkedIn, mereka bisa mengikuti akun-akun pendidikan, sementara di YouTube atau TikTok, mereka bisa menemukan konten pembelajaran yang menarik. Kemudahan ini membantu mereka memperluas wawasan dan mendukung proses belajar dengan cara yang lebih dinamis dan interaktif.

Media sosial dapat memfasilitasi pembelajaran yang lebih dinamis.

Maksudnya, media sosial membuat proses belajar menjadi lebih interaktif, fleksibel, dan menarik. Siswa tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi juga bisa berdiskusi, bertanya, dan berkolaborasi dengan orang lain secara real-time.

Misalnya, mereka bisa mengikuti kelas daring di YouTube, berdiskusi di forum edukasi di Facebook, atau belajar melalui konten singkat di TikTok. Dengan berbagai format seperti video, infografis, dan kuis interaktif, pembelajaran jadi lebih bervariasi dan tidak membosankan.

Media sosial dapat membantu siswa memperluas wawasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun