Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Awas, Bullying di Sekolah dan di Mana-Mana

14 Juni 2022   21:23 Diperbarui: 14 Juni 2022   21:47 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kembali bully menelan korban. Kali ini menimpa salah satu pelajar bernama Bintang, berumur 13 tahun dari Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara. Ia meninggal di tangan 9 temannya. Saat Bintang akan pergi ke masjid sekolah untuk salat dzuhur, tiba-tiba ada temannya yang menutupi wajahnya menggunakan sajadah. Tangan korban diikat.

Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai "penindasan/risak") merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.

Bullying sering terjadi di sekolah dan lingkungan sehari-hari yang memakan jiwa. Aksi bullying ini merugikan korban hingga mempengaruhi psikisnya. Fenomena bullying menyebabkan pelaku bertindak semena-mena pada korban.

Perilaku bullying bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28B ayat 2 berbunyi, "Menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi".

Peristiwa bullying seringkali terjadi di sekolah, rumah, tempat kerja, masyarakat, sampai dunia maya. Aktivitas bullying tidak memilih umur dan jenis kelamin.

Para pelaku memilih seseorang dari pemalu, pendiam, spesial, cantik, sampai mempunya kekurangan untuk dijadikan ejekan.

Kepala Sekolah Kotamobagu tersebut, mengaku lalai dalam pengawasan yang mengakibatkan terjadinya perundungan (bullying) terhadap siswanya,  hingga korban meninggal dunia.

Terus pertanyaan kita kemana siswa lain dan guru-guru di sana ketika bullying ini terjadi. Sebenarnya indikasi ke bullying ini bisa kita lihat andai saja guru dan siswa di sana saling berkontribusi dan terbuka. Saling memperhatikan. Apalagi sampai melibatkan 9 orang teman.

Apakah hanya mereka yang  berada di mushalla atau masjid ketika itu. Kurang logis rasanya karena pelaksanaan dzuhur tentu bersama guru dan para siswa lain. Berjamaah. Artinya ramai.

Ke depan kita harapkan tidak ada lagi kejadian seperti itu. Tak ada pula kepala dan guru yang mengaku tidak ada laporan.   Apalah daya nasi sudah jadi bubur untuk saat ini. Tapi ke depan kita perlu mawas diri. Awas_Bulying di sekolah dan dimana-mana. Tak ada salahnya sedia payung sebelum hujan. Mencegah lebih baik.

Bagi orang tua, sekolah, dan lembaga lainnya, bullying ini perlu dihindari. Bagaimana caranya? Sebagai orang tua meskipun sibuk kita harus awas kepada anak-anak kita. Bekalilah mereka dengan skil menjaga diri. Misal karate, taekwondo, silat, dan lain-lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun