Tak ayal kamu selau gundah kalau malam beranjak pergi.
Lagaknya ada semacam cerita kecil yang suka kamu gulung dalam langit malam di antara bintang-bintang.
Haha, lagaknya kamu pun sudah nyaman berteman dengan langit malam dan mulai meniadakan aku dalam genggaman.
Geliat rasa tanpa kata menjadi bisu yang paling mencekam.
Mengapa tidak kau bunuh saja aku sekalian?
Agar bisu menjadi realitas, bukan sekedar entitas.
Aku benci hidup denganmu yang selalu meredam emosi dengan sepi.
Apakah kamu pikir kalau tak ada kata berarti tak ada murka?
Haha, silakan cuci muka dan belajar pada pagi buta tentang cara mengungkap rasa dalam aksara.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!