Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Festival Craft dan Mural, Ajang Asah Kreativitas Anak

25 September 2017   22:26 Diperbarui: 27 September 2017   08:02 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Craft dan Mural Anak (Dokumentasi Pribadi)

Anak-anak itu berlarian kecil di kebun beralaskan rumput hijau segar. Tampak warna-warni dekorasi dan kesibukan beberapa kru yang menata perlengkapan festival seni hari itu. Tentu saja, di siang menjelang sore itu terik matahari masih terasa, namun mereka sungguh menampakkan wajah ceria. Permainan edukatif yang berkolaborasi dengan unsur seni ini menyimpan daya tarik tersendiri. Inilah festival craft dan mural anak, sebuah ajang asah kreativitas anak yang terkemas ringan & mewujudkan pengalaman baru.

Masa kanak-kanak memang menyenangkan, begitu kata orang. Mereka ingin menemukan dunia mereka sendiri, tanpa harus dipaksa ini itu oleh orang-orang terdekatnya, termasuk orang tua. Mereka pun dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing. Harapannya, setiap orang tua dapat melatih kecerdasan dan potensi anak dengan cara praktis serta jauh dari kesan membosankan.

Persiapan Bermain Craft (Dokumentasi Pribadi)
Persiapan Bermain Craft (Dokumentasi Pribadi)
Persiapan Bermain Mural (Dokumentasi Pribadi)
Persiapan Bermain Mural (Dokumentasi Pribadi)
Nah, festival Craft dan Mural ini tentu menjadi media asah kreativitas anak yang mengandung banyak nilai positif. Dihadiri oleh anak-anak dari beberapa TK hingga SD yang ada di Jogja, acara seni ini dikemas sangat apik oleh Yayasan Eko Nugroho yang memiliki program artclass di sekolah seninya. Eko Nugroho sendiri dikenal sebagai seniman asal Jogja yang hobi mengadakan pameran seni rupa, baik di dalam maupun luar negeri. Dan ini adalah salah satu program pengembangan bakat minat anak yang ditawarkan kepada masyarakat. Apa tujuannya? Simpel, sejenak membebaskan anak dari beban pendidikan formal.

Terlibat dalam keramaian, saya melihat betapa anak-anak menikmati acara permainan seni yang berbalut edukasi ini. Dan benar, acara ringan ini memang sekilas tampak menampilkan atraksi serta inovasi secara natural dari potensi masing-masing anak. 

Usai berbincang-bincang dengan salah satu kru sekaligus direktur Yayasan Eko Nugroho, Rizal, saya jadi lebih memahami bahwa untuk mengembangkan kreativitas anak dibutuhkan dukungan yang sangat besar dar para orang tua.

Kakak-kakak pendamping dari art class Eko Nugroho tampak membimbing anak-anak saat membuat craft (Dokumentasi Pribadi)
Kakak-kakak pendamping dari art class Eko Nugroho tampak membimbing anak-anak saat membuat craft (Dokumentasi Pribadi)
Dalam event ini, craft yang dibuat adalah semacam karya seni rupa dimana model contohnya sudah dipersiapkan oleh tim art class, yaitu karya berbentuk pizza. Sedangkan untuk muralnya, mereka diberi kesempatan untuk berkreasi di papan yang telah tersedia dengan goresan cat minyak sesuai keinginan masing-masing, tanpa ada batasan tertentu, kecuali berbagi ruang dengan peserta lainnya.

Tak sekadar bermain maupun bersenang-senang, festival Craft & Mural ini ternyata memiliki nilai edukasi tinggi yang berpengaruh pada perkembangan intelektual maupun spiritual mereka.  

Festival ini melatihan kreativitas anak (Dokumentasi Pribadi)
Festival ini melatihan kreativitas anak (Dokumentasi Pribadi)
1. Mengasah Kreativitas anak

Masa kecil anak haruslah menyenangkan. Di masa ini, orang tua yang jeli akan menyadari bibit-bibit bakat anak yang kelak dapat dikembangkan. Jika sudah mulai tampak, pupuklah dengan subur agar 'bibit' bakat tersebut mengalami tumbuh kembang yang baik hingga menjadi sesuatu yang membanggakan.

Pada kenyataannya, banyak orang tua tak menyadari bakat anak. Kelebihan ini tak pernah diasah hingga akhirnya tak menghasilkan 'sesuatu' sama sekali. Melihat fakta ini, festival craft dan mural ini diharapkan dapat memberi edukasi bagi banyak masyarakat, baik untuk orang tua sendiri maupun si anak. Dari mulai proses pembuatannya, cara anak mempercantik karyanya hingga rupa hasil akhirnya sesungguhnya merupakan miniatur peta bakat dan minat mereka. Yuk sadari mulai sekarang.

2. Melatih Kerjasama dengan Orang Lain (Sosialisasi)

Saat bermain mural, dimana mereka bebas melakukan corat-coret papan dengan cat minyak menggunakan kuas, anak-anak dilatih untuk bisa bekerjasama dengan peserta lainnya. Space yang terbatas menuntut mereka untuk menghasilkan karya sebagus mungkin. Saat membuat craft pizza pun, mereka harus bergantian menggunakan beberapa peralatan seni ataupun saling melengkapi warna-warna cat agar tampak lebih indah.   

Dari hal kecil ini dapat terlihat betapa mereka harus menyeimbangkan ego masing-masing dengan mau bekerja sama dengan orang lain untuk mewujudkan sebuah karya yang apik, sesuai dengan keinginan masing-masing. Dan saya amati, mereka sukses melakukan itu.

Anak-anak bebas berkreasi mural sesuai keinginan masing-masing (Dokumentasi Pribadi)
Anak-anak bebas berkreasi mural sesuai keinginan masing-masing (Dokumentasi Pribadi)
3. Ajang Refreshing Anak dari Segala Rutinitas

Jangan kira hanya orang dewasa saja yang sibuk dan memiliki beban hidup. Anak pun merasakan beban luar biasa saat mereka dihadapkan dengan aktivitas pendidikan formal. Nah, agar anak tak mudah stres dan tetap dapat berpikir jernih, hendaknya para orang tua dapat meluangkan waktu anak untuk aktivitas bermain maupun refreshing saat akhir pekan.

Festival craft dan mural ini adalah salah satu medianya. Dengan beraktivitas sesuai keinginan anak, tanpa embel-embel kompetisi, tanpa mengejar nilai, mereka justru dapat beraktivitas dengan hati dan tentu dapat mendatangkan kondisi rileks.

***

Ternyata ada banyak cara untuk mengasah kreativitas anak ya. Saat semua dilakukan dengan fun dan tanpa beban, tentu ini akan mengarahkan perkembangan anak dengan lebih baik. 

Setiap orang tua pun memiliki mimpi untuk sukses mengarahkan anak hingga bisa mewujudkan cita-cita yang baik. Nah, hal yang harus digarisbawahi adalah bahwa ini tentang cita-cita anak, tentang bakat anak. Bukan tentang cita-cita orang tua yang dipaksakan ke anak.

Doronglah anak-anak mencapai cita-cita sesuai bakatnya (Dokumentasi Pribadi)
Doronglah anak-anak mencapai cita-cita sesuai bakatnya (Dokumentasi Pribadi)
Mudah-mudahan semakin banyak wadah yang memfasilitasi anak untuk bisa bermain sambil belajar mengasah kreativitasnya, seperti festival Craft dan Mural ini. Oh ya, craft yang dibuat anak-anak ini sangat lekat dengan model pizza, itu karena event ini diselenggarakan di garden sebuah resto di Jogja yang memiliki menu utama pizza serta sajian ala-ala Italia lainnya, Nanamia Pizzeria.

Anda bisa loh mengajak anak untuk bermain craft ini secara mandiri. Refreshing ke kebun binatang sambil membuat seni rupa bukanlah ide buruk. Kreasi craftnya bisa diarahkan pada bentuk-bentuk binatang, seperti monyet, burung, buaya dsb. Demikian juga saat Anda mengajak anak-anak untuk mobile ke jalanan, Anda bisa mengarahkan mereka untuk membuat craft berbentuk truk, becak, sepeda, mobil dsb.

Hasil Craft Pizza anak-anak (Dokumentasi Pribadi)
Hasil Craft Pizza anak-anak (Dokumentasi Pribadi)
Keceriaan anak-anak saat festival craft & mural telah usai (Dokumentasi Pribadi)
Keceriaan anak-anak saat festival craft & mural telah usai (Dokumentasi Pribadi)
Hal serupa dapat diaplikasikan juga saat Anda ingin melatih kreasi seni lukis anak, mural misalnya. Tak harus menggunakan papan khusus, Anda bisa menyediakan media kertas kosong ataupun buku gambar ke anak agar ia bebas berkreasi. Semua bisa dilatih dengan cara yang sederhana. 

Tapi mungkin Anda tak perlu repot juga sih menyiapkan kertas, toh naluri mereka sebenarnya sudah kuat untuk menemukan media terbaik, permanen dan sangat menyenangkan. Hampir setiap anak menggunakan media ini untuk asah kreativitas mereka, tembok ruang tamu. Hihihi :D

Riana Dewie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun