Mohon tunggu...
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Mengapa Riya Disebut Syirik? Berdasarkan Ilmu Fokus Pikiran

23 April 2023   03:00 Diperbarui: 23 April 2023   03:09 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Riya (bincangsyariah.com)

Riya mendatangkan murka Allah Swt pada para pelakunya. Biasanya pelaku Riya memaksudkan segala peribadahannya bukan karena Allah, melainkan karena ingin diperhatikan dan diketahui seseorang yang ia tuju.

Akibatnya fokus pikiran persembahan ibadah dan kebaikan yang selama ini ia lakukan bukanlah karena Allah, tetapi ia ingin mendapatkan pengakuan dari orang-orang yang dituju, bahwa ia adalah seorang ahli ibadah... bahwa ia adalah orang baik, tiada ketulusan dari dalam dirinya saat beribadah dan melakukan kebaikan. Melainkan hanya pengakuan dan pengakuan manusia yang ia tuju.

Hingga akibatnya saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar. Para pelaku Riya menuntut pertolongan kepada Allah... namun Allah menyangkal untuk memberikan pertolongan tersebut kepadanya. Disebabkan ia beribadah dan berbuat kebaikan bukan karena Allah, melainkan mempersekutukan Allah dengan orang-orang yang ia tuju demi pengakuan semasa hidup di alam dunia. Mereka semua (pelaku riya) benar-benar berada dalam kerugian yang teramat nyata. 

Tiada dari manusia yang ia harapkan pengakuan memberikan pertolongan, melainkan benar-benar mengingkari perbuatan orang-orang berbuat riya pada mereka. Dan yang mereka dapat hanyalah gejolak api neraka. Maka ketahuilah... barangsiapa mempersembahkan ibadah dan kebaikannya hanya demi pengakuan manusia semata... inilah yang sesungguhnya terjadi. Karena semasa hidupnya ia tidak pernah mengingat Allah atau memfokuskan pikirannya kepada Allah (menyembah Allah) melainkan memfokuskan pikirannya untuk pengakuan manusia semata. Sungguh tragis nasib mereka.

Cimahi, 23 April 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan warganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun