Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Cimahi, 1 Mei 1994. Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Para Pilihan Semesta

1 Maret 2023   16:15 Diperbarui: 1 Maret 2023   17:39 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semesta (freepik.com)

Hai sahabat pembaca!

Tahukah kamu? Segala sesuatu yang menghendaki perubahan zaman, adalah sang semesta itu sendiri! Dan Sang Semesta memilih orang-orang yang ia jadikan alat untuk mewujudkan perubahan zaman di muka bumi.

Wah gimana tuh mekanismenya?

Berdasarkan sifat alam dalam referensi Veda, dunia dibentuk berdasar tiga sifat alam yakni:

  • Sattvam, Kebaikan, yang mengantarkan manusia pada kehidupan penuh berkah dan pemeliharaan.
  • Rajas, Nafsu, yang mengantarkan manusia pada kehidupan hedonis. Memiliki potensi untuk mencipta dan berkreasi.
  • Tamas, Abai/Kegelapan, yang mengantar pada kehidupan materialistik, yang berpotensi kepada arah kehancuran kehidupan.

Perputaran zaman terbagi menjadi 5 mode zaman, yakni:

Zaman Emas. Rasio kebaikan mendominasi 100% di awal zaman. Semakin maju waktu ke depan, merosot menuju kebaikan 75% dan Nafsu 25% saat zaman hendak berakhir.

Zaman Perak. Rasio kebaikan 75% dan Nafsu 25% di awal zaman. Semakin maju waktu ke depan, merosot menuju kebaikan 50% dan Nafsu 50% saat zaman hendak berakhir. Pada perputaran saat ini, ditandai Epic Ramayana.

Zaman Perunggu. Rasio kebaikan 50% dan Nafsu 50% di awal zaman. Semakin maju waktu ke depan, merosot menuju kebaikan 25%, Nafsu 50%, dan Abai/Kegelapan 25% saat zaman hendak berakhir. Pada perputaran saat ini, ditandai Epic Mahabharata.

Zaman Besi. Kebaikan 25%, Nafsu 50%, dan Abai/Kegelapan 25%, lalu terdapat suatu zaman yang unik saat 5000 tahun lebih berikutnya, yakni Zaman Cinta dengan Rasio seimbang secara sempurna dan sifat alam nafsu berubah menjadi keinginan luhur serta abai berubah menjadi pencerahan. Setelah Zaman Cinta berakhir, maka kembali ke Zaman Besi, hingga merosot kepada Kebaikan 1%, Nafsu 25%, Abai/Kegelapan 74%. Lalu kembali ke Zaman Emas jika ada inisiator perubahan tersebut, dan siklus perubahan zaman ini terus terjadi.

Karena sekarang kita hidup di Zaman Besi, yakni dominasi pemikiran materialistiknya begitu melekat, karenanya fokus pikiran manusia menjadi kepada benda, hidup bersandar pada benda, dan timbul pertanyaan bagaimana agar benda bisa hidup dan membantu kehidupan manusia.

Hingga pada akhirnya kita memasuki era baru, yakni era kecerdasan buatan. Ya inilah hasil dari fokus pikiran mayoritas manusia di muka bumi. Kecerdasan untuk mewujudkan itu kita peroleh sebagaimana keinginan terbesar yang diwujudkan berupa tindakan dan karya.

Wow! Jadi kalau fokus pikiran mayoritas manusia itu sepenuhnya berubah, maka zaman pun berubah? Begitukah?

Yups! Tepat sekali! Dan yang terpilih oleh semesta karena kesungguhan terbesar dimilikinya untuk mewujudkan perubahan, dikaruniai ide-ide briliant yang menunjang perubahan zaman itu. Semuanya karena ada peran semesta, melalui transmisi pemikiran dari entitas otoritas planet semesta yang lebih berkuasa atas kita, agar kita bisa kembali menuju planet tersebut setelah kematian menjelang karena fokus pikiran yang menjadi kendaraan sang roh, dan kita memperoleh badan baru di planet tersebut.

Oleh karenanya kita sangat menanti perubahan zaman menuju Era Cinta, dalam Veda disebut Premayuga, dalam ajaran leluhur Nusantara disebut era Kalasuba, di Ajaran Islam adalah Era Sepeninggal Perjuangan Nabi Isa as, yang sering disebut perubahan setelah Akhir Zaman.

Nah Era Cinta adalah Era dimana fokus pikiran manusia seluruhnya adalah mencintai manusia dan alam. Maka yang tersisihkan pada zaman itu, adalah orang-orang yang bertolak belakang dari sifat cinta kemanusiaan dan alam. Kalau kita sampai sekarang melakukan perbuatan yang bertolak belakang dengan sifat diatas, maka... siap-siaplah tereliminasi oleh perubahan zaman!

Apakah kita ingin tetap bersama Zaman Besi yang penuh kehidupan materi yang melekat, dimana tipu-menipu dan mengeksploitasi yang hidup hanya demi pemenuhan materi selamanya membumi? Atau perubahan kita harapkan menuju Zaman Cinta yang penuh kasih sayang dan pemeliharaan sesama hidup kita fokuskan, dimulai dari pergelutan kita untuk mewujudkannya?

Perubahan Zaman pasti tak terelakan, siapa yang terpilih oleh semesta sebagai alat untuk mewujudkannya. Niscaya ia selamat.

Jadi apa pilihanmu?

Cimahi, 1 Maret 2023.

Aa Rian untuk Kompasiana dan warganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun