Mohon tunggu...
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN S. FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Your great hope needs great price 🌏 Menyediakan konten yang hanya dapat dipahami mata hati, bukan mata fisik 🌏 Milenial kelahiran '94 🌏 Menaruh kecintaannya pada sastra puisi, filsafat dan teologi 🌏 Alumni Daci dan Sachi (4 tahun SMA di Cimahi, mengulang kelas 12, karena sakit non-medis) 🌏 Pernah ikut beladiri Karate dan Wushu, dan senang berenang (belum ikut latihannya lagi) 🌏 Pernah kuliah D3 Akuntansi di A2B Akademi Akuntansi Bandung (walau sudah lupa), Pernah kuliah S1 Administrasi Negara STIA Cimahi (tinggal diperdalam lagi), Pernah jadi Pelatih Olahraga Senam Pernafasan berbasis Zikir Allah (MAHATMA) namun sekarang dilatih oleh keluarga sahaja jadi anggota biasa 🌏 Juga menulis di Blog Jurnalisme Publik Lainnya, bisa disearch di mesin pencari dengan kata kunci nama lengkap saya 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjuangan Menaklukan Pikiran Diri dan Itikad Uzlah

27 Oktober 2022   05:00 Diperbarui: 27 Oktober 2022   05:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana Sabda Baginda Rasul Muhammad S.A.W. bahwasanya Jihad terbesar adalah menaklukan diri sendiri (hawa nafsu dirinya) untuk taat kepada Allah S.W.T.

Sementara kita suatu saat nanti berkemampuan menaklukan setan dari golongan manusia (yang merupakan alter ego diri kita) yang menguji keimanan kita kepada Allah jika kita teguh dalam sifat orang mukmin, berada di jalan yang Allah Ridhai dan tentu penuh sifat kesalehan. Itu sudah menjadi suratan takdir kita dimasa mendatang, itupun jika Allah mengizinkan kita berhadapan dengannya.

Jika saya sampai lalai tidak mengisi hari demi hari dengan berdzikir. Celakanya, saya bisa menulis tulisan "yang kurang berkenan" di hati para pembaca setia saya, karena saya membiarkan energi negatif memenuhi pikiran saya hingga menguasai pikiran dan hati saya menjadi penuh kebencian dan rasa kecewa hingga menjebak saya pada keputusasaan.

Walaupun setiap harinya energi negatif itu tidak pernah lelahnya menyerang pikiran saya. Namun saya berterima kasih kepada yang telah menguji konsistensi saya agar senantiasa Berdzikir (Mengingat Nama Suci Allah) melalui Asmaul Husna. 

Dan saya menghargai serta menyayangi saudara Umat Hindu yang peduli kepada saya memberikan Mahamantra Hare Krsna. Saya berterima kasih kepada dukungan tulus seluruh atas perjuangan sampai saat ini saya dan keluarga jalani.

Saya masih dalam kondisi Uzlah atau menyendiri, mengasingkan diri dari hiruk pikuk kehidupan modern yang penuh tantangan. Dengan duduk di depan layar komputer yang setia menemani dari saya SMA hingga sekarang, saya tetap berkarya dan menghibur diri dengan games free to play di rumah kedua orang tua.

Dimana saya melihat masyarakat sekeliling saya sibuk dengan usaha dan kegiatan mencari nafkah. Namun saya hingga saat ini masih dalam naungan kedua orang tua yang bijaksana dan kharismatik yang penuh keberlimpahan rezeki halal dan thayyib, yang selalu beritikad hidup dalam kesederhanaan, menjaga saya dan memberikan saya motivasi agar mampu menaklukan pikiran sendiri. 

Saat saya uring-uringan karena energi negatif berhasil menguasai pikiran dan hati saya, masih ada Ibunda dengan rasa kasihnya memeluk saya, dan menyuruh saya beristrihat dan berdzikir sembari dalam belaian yang penuh kasih dari Ibunda.

(*Note: Pernah saya bahas ditulisan saya sebelumnya, link: Mekanisme Energi Negatif yang Bikin Uring-Uringan dan Kesal Hati)

Begitupula Ayahanda, yang tidak terpancing emosi melihat anaknya dibuat uring-uringan, Ayah tersenyum dan mengusap kepala dan punggung saya dengan doa dan harapan semoga saya berhasil menaklukan pikiran saya sendiri.

Dengan kondisi Uzlah yang saya alami sekarang. Saya berdoa kepada Allah, agar saya mengalami transformasi diri, dimana jika saat-saat genting menerpa bangsa dan negeri ini. Saya berkemampuan untuk menghadapinya, karena saya sudah dipersiapkan secara mental, lahir dan bathin untuk memberikan harapan besar bagi bangsa dan negeri ini. Guna menyongsong masa depan bangsa dan negeri yang cerah nan penuh keselamatan.

Demikian diary-ku hari ini.

Semoga berkenan dihati para pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun