Mohon tunggu...
Rian Umbu
Rian Umbu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Jalanan

Menulis Membuka Pikiran Baru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi di Balik Keindahan Sumba

27 Maret 2020   17:54 Diperbarui: 27 Maret 2020   18:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang kakek yang hidup digubuk reok | dokpri

Oleh: Rian Marviriks

Sumba sedang harap dalam keabadian...
Tiada lagi keindahan itu berada dalam jantung bumi marapu...
Di ujung utara, pinggiran desa tinggallah tetua yang tak lagi harap dalam kemewahan...

Tetua berbadan bungkuk, berkulit kriput telah jatuh dalam penderitaan..
Menderita, gubuk itu menjadi surga dalam hidupnya, sedang para pejuang aspirasinya tertidur..

Katanya,,, wakil rakyat adalah mereka yang malu bermewahan diatas kepurukan hidup rakyatnya..

Nyatanya... Ketika media sosial memperbincangkan kemelaratan rakyat jelata...
Tak satu pun yang datang menghampiri...
Entah ke mana para wakilku pergi merantau...
Hingga tak kunjung menoleh di pelosok negeri ini...

Indonesia...
Aku sungguh merindu wakilku yang tak pandai bermain akrobat...
aku merindu jiwa yang tak banyak retorika....
Aku merindu kepedulian di saat menjerit kelaparan..
Aku merindu...sangat merindu jiwanya yang tertidur pulas dibawah belahan bambu bisa beralaskan kenyamanan..

Walau hanya sebentar...
Datanglah membawa kain kusut untuk mengusap air mata kemalangannya...
Mendekatlah...
Rasakanlah hangat pelukannya yang takalah harumnya pelukan rajamu...

Surga yang sesungguhnya di bumi marapu ini...
Ada dibawah atap gubuknya yang hancur berkeping-keping...
Di situ...
Kau akan tahu arti hidup yang sesungguhnya...
Kau akan tahu betapa pedihnya ketika sehelai alang menusuk matamu saat tertidur...

Kau akan tahu...
Betapa sedihnya ketika kau setetes air mata dikerumni sekelompok semut..

Indonesia...Padamu aku berharap..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun