Mohon tunggu...
Ria Mi
Ria Mi Mohon Tunggu... Guru - Menulis memotivasi diri

Guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dwi Candra, Pujangga Muda dari SMPN 2 Pakisaji

13 Februari 2020   13:59 Diperbarui: 13 Februari 2020   14:01 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DWI CANDRA, PUJANGGA MUDA DARI SMPN 2 PAKISAJI

Sebagai guru aku harus menggali bakat siswa. Tidak sekedar mengajar. Berawal dari mengamati siswa yang bernama Dwi Candra  Loka Saputra kelahiran Malang, 10 Juli 2004 ini memiliki sifat sangat pendiam. Sangat sulit baginya berbicara di depan kelas sekali pun. Tetapi saya yakin di balik sifat diamnya itu menyimpan ketrampilan yang suatu hari bisa dikembangkan.

Berawal dari mengikuti ekstrakurikuler menulis tahun 2017-2018 yang saya asuh, ia mulai tampak bakat menulisnya. Setelah pembimbingan selama kurang lebih empat bulan dia berhasil menyisihkan teman satu sekolah dan menyabet juara satu tingkat sekolah untuk menulis puisi.

Mungkin level ini tidak terlalu tinggi buat sebagian orang, tetapi memupuk percaya diri dalam hal tulis menulis itu perlu keberanian tingkat tinggi. Apa lagi jika karya ini harus dipublikasikan. Berikutnya Dwi Candra berkenan mengikuti FL2SN untuk devisi menulis puisi. Tentu perasaan ingin menang itu ada. Latihan pun dilakukan setiap hari.

Tak jemu ia bertanya tentang apa saja. Unsur puisi: Unsur fisik dan unsur batin. Selalu menerapkan apa yang saya sampaikan. Bahwa menulis puisi itu paling tidak: a) Tidak pornografi, b) tidak sara, c) bukan cacian, d) puitis dan imajinatif. Puitis dan imajinatif itu bila bisa menganggap semua benda yang ada selain manusia bisa berlaku seperti manusi.

Teknik menulis yang dipermudah itu membuat ia semakin semangat menulis. Ia beranikan diri untuk mengikuti lomba menulis puisi tingkat kabupaten Malang. Di tingkat kabupaten ia tersisih, tak mendapatkan juara meski harapan. Saya lihat sinar optimis dikilau matanya yang bening, meski sedih tidak mendapat juara. Kusampaikan tak usah putus asa, masih banyak jalan menuju sukses untuk menulis.

Suatu hari aku sudah selesai mengikuti event 100 hari menulis puisi di group fb Jisa Afta. Kutunjukkan bukuku. Kuberitahu, kemenangan sesungguhnya adalah engkau mampu mengalahkan kemalasan, dan juga terus berkarya tak mengenal waktu dan umur. Berkaryalah. Kamu bisa ikut event tersebut. 

Dalam event ini, kelebihannya plagiasi akan terdeteksi oleh tim. Jadi aku yakin muridku ini lolos untuk itu. Setiap pagi atau siang ia selalu tunjukkan karyanya di buku atau di group ekstra bahasa Indonesia yang kubentuk bersama Dwi Candra di Wa.

Akhirnya Dwi Candra menyetujui dan mengikuti event menulis 100 puisi dalam seratus hari di group fb Jisa Afta. Waktu itu dia masih kelas Delapan pertengahan semester. Dwi Candra mampu menyelesaikan event tersebut dalam waktu 100 hari. Tak ayal di awal semester iya naik kelas sembilan kumpulan puisinya berjumlah seratus judul  diterbitkan gratis oleh penerbit indi J-Maestro.

Selain menulis pria pendiam yang suka senyum ini juga pinter melukis. Hobinya otak-atik hp membuat dia bisa mengaplikasikan Kine Master juga. Dan berhasil membuatkan vidio untuk puisiku yang berjudul bunda. Salah satu karyanya yang aku suka yang berjudul:

Siapakah Angin Itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun