Transformasi Stasiun Manggarai
Stasiun Manggarai yang terletak di Jakarta Selatan, dipugar dalam beberapa tahapan. Kementrian Perhubungan menjadikan stasiun simpul ini, sebagai titik pertemuan semua moda kereta, juga sebagai stasiun sentral.
Saat ini yang terhubung adalah KRL commuter line dan kereta bandara. Nantinya termasuk pula Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) dan kereta Lintas Rel Terpadu (LRT).
Ketika Stasiun Manggarai mulai dibenahi tahun 2017, ada ketidaknyamanan ketika perlu transit di tempat tersebut.
Saat ini, kondisinya sudah rapi dan nyaman. Untuk berpindah jalur, pengguna tidak lagi menyeberangi rel secara langsung, yang sering menimbulkan kepadatan di peron. Apalagi bila ada commuter lain yang masuk di jalur yang akan dilewati sehingga perlu menunggu.
Saat ini, telah tersedia jalur dan ruang penyeberangan yang lebih aman dan ramah bagi pengguna. Tersedia tangga trap, tangga berjalan (eskalator), dan lift untuk berpindah antar peron.
Stasiun yang dibangun pada era kolonial dan mulai beroperasi sejak 1918, saat ini sudah memiliki 2 lantai. Dengan area lantai satu terbentang 8 lintasan (enam lintasan commuter line dan dua lintasan KA bandara). Sementara pada lantai dua terdapat 4 lintasan commuter line. Rencananya akan ada enam lintasan KAJJ.
Manggarai dipilih menjadi stasiun sentral karena selama ini berperan sebagai simpul jalur perkeretaapian Jakarta dan sekitarnya. Stasiun ini juga memiliki lahan yang terdiri atas 2,47 hektar bangunan stasiun dan 23,2 hektar Balai Yasa Manggarai atau bengkel kereta api.
Sebuah proyek yang akan mengubah peta perjalanan kereta tujuan Jawa. Rencananya, setelah nantinya Stasiun Manggarai dioperasikan secara penuh, Stasiun Gambir di Jakarta Pusat tidak lagi melayani KAJJ, melainkan dikhususkan bagi kereta wisata dan kereta kepresidenan.