Mohon tunggu...
Ria NabilaSarii
Ria NabilaSarii Mohon Tunggu... Lainnya - Semoga bisa bermanfaat

Masih belajar untuk tahu serta ingin berproses untuk ke kehidupan selanjutnya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ontologi dan Pengaruhnya terhadap Proses Keilmuan

26 Oktober 2020   20:37 Diperbarui: 26 Oktober 2020   21:16 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bicara Yunani berarti berbicara soal tahun yang lama sekali, dan Ontologi ini berarti sudah sangat lama dan tua bila ia memiliki umur, atau bisa disebut ilmu kuno bagian dari kefilsafatan. 

Orang Yunani mengawali hal ini dengan melakukan banyak pemikiran, perenungan, percobaan yang mana juga telah menghasilkan manusia- mabusia pemikir filsafat atau seorang filsuf yang tidak hanya memiliki gelar filsuf pasti juga banyak gelar yang diperoleh dari keilmuannya yang ia peroleh dan berguna hingga sekarang ini diantaranya: Thales, orang ini merupakan filsuf pertama yang mana memiliki gelar bapak filsafat yang memulai pemikirannya dari manakah alam semesta ini tercipta, kemudian melakuakan perenungan atas bagaimana bisa mengetahui dan muncul teori segala sesuatu dari air. Dan hal ini juga sama dengan Al-Qur'an surah Al Anbiya: 30 yang artinya "Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup" tumbuhan, hewan dan manusia pasti memiliki nsur airnya.

Perenungan inilah menjadi bahan awal mula Thales mampu berpikir yang dalam tentang segala sesuatu. Sehingga Ontologi yang bagian cabang kefilsafatan ilmu bagian pengethuan mengupas tentang hakikat ilmu itu ada. Dari pernyataan perenungan Thales memberikan suatu pendobrak pikiran untuk terus berpikir dan meresapi yang ada di sekitar lalu mampu berpendapat secara mengakar dari pemikiran-pemikiran yang dimiliki. Oleh itu air dikatakan sebagai sumber dari sesuatu kehidupan.

Buku Filsafat milik Noeng Muhadjir, dikatakan bahwa ontologi membahas kitannya yang ada atau wujud secara umum atau universal. Ontologi juga berusaha mencari jalan atau temu titik yang tepat sebagai disambungkan dengan keadaan yang sedang terjadi atau kenyataan. Banyak sekali para cendekia yang mengartikan ontology, mendefinisikan ontology, memaknai ontology, diantaranya rumusan daripada Lorens bagus dan Suria sumantri. M

ereka berdua ini memang mempelajari Filsafat dengan berkelanjutana dan sehingga dari sisi keingintahuan yang membawanya mereka memiliki rumusa, ideas, pendapat daripada cabang dari kefilsafatan ilmu ini yaitu ontology. Salah satu rumusan menurut Lorens yaitu ontology menjelaskan semua bentuk baik benda atau hidup pasti ada yang melingkupi yaitu realitas.

Maksudnya mungkin suatu hal yang kita lakukan selalu terkait dengan benda-benda wujud atau makhluk hidup itu pasti diselimuti realitas ada.Kemudian menurut Suruasumantri yang memiliki buku dengan judul Pengantar Ilmu dalam Prespektif, 

ada membahas tentang ontology dianalogikan dengan rasa keingintahuan seseorang missal, kita sebagai mahasiswa kenapa harus belajar di perguruan tinggi, akan timbul apa, kenapa, bagaimana, tujuannya apa, hingga timbul- timbul pertanyaan yang memang benar ingin tahu dari sejauh yang dilakukan untuk berkuliah di perguruan tinggi. Ingin tahu ini menjadi sebab terbentuknya teori Tentang ada.


B. Pengaruh Ontologi dalam Proses Keilmuan
Pembahasan tentang ontologi yang memiliki arti bahwa ilmu tentan segala segala sesuatu yang berwujud atas realitas. Disebutkan dalam suatu referensi dari Suriarianti di Dalam penelitian pasti ada metodenya baik jenisnya kulitatif dan kuantitatif. Hal ini dalam penelitian Kuantitatif, muncul dengan ralitas bentuknya jumlah namun sebaliknya di penelitian kualitatif berbentuk seperti aliran, aliran ini yang menjadikan ternaung di dalam ilmu filsafat, diantaranya aliran idealism, aliran rasionalisme, aliran meterialisme, dualism, dll. 

Melihat kondisi baik segala bidang maupun aspek kehidupan sudah menjadi keutamaan dan terjamin dihubungkan dengan segala ilmu. Pasti ada kehidupan di dalamnya pasti terdapat ilmu, begitupun saat berbicara tentang ontologi yang merupakan bagian kajian kefilsafatan yang menjadi bahan atas proses keimuan. 

Adapun disebutkan aspek-aspek yang bertahap ontologi kaitannya dengan ilmu pengetahuan, diantaranya: Objek kajian telaah ilmu, rasa ingin tahu akan wujud nyata serta objeknya, Serta hubungan antara objek dengan berpikir, merasa yang dilakukan manusia untuk menghasilkan sebuah ilmu atau pengetahuan, kemudian proses penggalian ilmu pengetahuan,Terujinya kerealitasan yang ada berdaasarkan benar dari gerak manusia yaitu pengalaman manusia, jadi ilmu digunakan manusia sebagai petunjuk tahu, namun berdasarkan empiris, ilmu memiliki kedudukan wewenang untuk tahu pbahwa pernyataan itu yangmana benar dan yang mana itu salah. Selain itu tentang sifat pernyataan itu baik atau buruk, indah atau sebaliknya.

Di ambil dari sumber media dalam referensi, dituliskan adanya dua cabang ilmu, ada filsafat alam dan filsafat moral. Keduanya mengalami perkembangan ilmu, sehingga filsafat alam akan melahirkan ilmu tentang alam, kemudian filsafat moral akan melahirkan ilmu tantang social. Dapat dikaji lagi setelah lahirnya ilmu alam dan social lebih mencabang. Ilmu alam dibagi lagi ada ilmu alam serta ilmu hayat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun