Mohon tunggu...
Rhysna Ase
Rhysna Ase Mohon Tunggu... Penulis

Risna Ase memiliki minat besar dalam dunia penulisan, baik cerpen, puisi, artikel, maupun bentuk karya tulis lainnya. Ia gemar menulis tentang berbagai topik, seperti media sosial, dunia digital, politik, budaya, sejarah, serta dinamika kehidupan sosial masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Seni Kerajinan Ikat Tenun Kabupaten Sikka

11 Oktober 2025   08:14 Diperbarui: 11 Oktober 2025   08:31 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur merupakan satu daerah yang masih mempertahankan seni ikat tenun hingga saat ini. Seni ikat tenun adalah hasil karya tangan keluarga oleh para wanita yang sangat spesifik. Unsur-unsur keindahan ini terletak pada gambar-gambar motif baik yang berlatar makrosmos dan mikrosmos dalam perlambangan-perlambangan maupun sistem yang kuat. Gambar-gambar yang diikat kemudian diwarnai, dicelupkan pada warna kuat alamiah yang terdiri dari akar mengkudu yang disebut bur/buke dan tarung yang merupakan dedaudan tarum hitam.        

Saat ini masyarakat lebih menggunakan pewarna dari obat celup langsung yang dibeli dari toko (asbo, biru, soda, dll). Setelah dicelup dan dikeringkan akan ditenun melalui proses yang sangat hati-hati. Hasilnya dipakai oleh mereka yang mewarisi pesanan edukatif pertahanan moral yang dalam bahasa adat leluhur, Du’a utang ling labu weling,                              

Sarung adat utang mempunyai susunan/design yang disebut hurang-hereng yang jeli dan diperhitungkan. Susunan/design hurang-hereng dari setiap lembaran huran-kelang lembaran sarung yang sudah diikat dan diwarnai terdiri atas Ina Gete, renda, ina lotik/kesik, tukang, likeng, bueng dan wiwir.

  • Ina-Gette, bagian motif besar utama dengan jumlah fungsi (goang-siwang) sebanyak 100 hingga 200 lebih ikatan.
  • Renda, Hiasan berpola antara Ina Gette, dengan Ina Lotik (Bagian, pola kecil), baik hiasan utuh (renda temang) maupun separuh belahannya (renda wigeng).
  • Ina Lotik/Kesik, bagian pola kecil dari motif Ina Gette dengan jumlah fungsi sebanyak 20 hingga 50 ikatan
  • Tokang, bagian dengan motif kecil sebanyak lebih dari 10 ikatan disusun di antara Ina Gette Ina Lotik, Renda, Likeng dan Bueng
  • Likeng, bagian dengan selingan motif geometris sebanyak angka ganjil 3-5-7-9 ikatan disusun di antara Ina Gette, Ina Lotik, Tokang, Bueng
  • Bueng, bagian dengan motif bertitik hanya satu ikatan sebagai selingan batas kecil
  • Wiwir, bagian ujung bawah ikatan sebanyak 10 hingga 20 ikatan. Bila diberi motif renda berpola geometris/ bergaris tumpal, segitiga, pilin, meander, persegi empat, disebut wiwir renda. Bagian pinggiran ini polos hitam wiwir mitang

Motif/gambar-perlambang yang disebut hurang-kelang dapat disebutkan,

  • Dala mawarani (Bintang Kejora)
  • Agi pelikano (Malaikat, Burung suci pelican)
  • Jarang Atabiang (Pasangan Manusia Berkuda)
  • Koraseng Duberadu (Manusia bagai pasangan ayam-pengaruh kaatolik portugis)
  • Koraseng manuwalu (sama dengan koraseng duberadu, dengan motif pasangan anak ayam dengan induknya sebagai pelindung)
  • Naga Lalang (atau naga sawaria dengan motif ular naga)
  • Ruha (Motif binatang padang ilalang, rusa)
  • Sesa We’or (Motif ekor burung murai betina dan jantan)
  • Manu (motif ayam bertemu kepala, bersambungan)
  • Oko-kirek (Motif dengan ragam manusia dan binatang)
  • Ahu-Uta (Motif anjing hutan semacam serigala)
  • Pedang Puhun (Motif dedaunan nanas dengan sulurnya)
  • Ai Ro’ung (Motif daun, bunga, dan sulurnya)
  • Besi (Motif daun dan buah labu)
  • Ata Bi’ang (Motif manusia berpasangan)
  • Medeng (Motif kembang, daun, dan sulur berganda)
  • Patola (Motif patola india dengan suluran kembang yang membentuk bulatan)                            

Dengan demikian setiap sarung adat. utang mempunyai nama tersendiri sesuai motif kelang yang telah disebutkan di atas yakni Utang Mawarani, Utang Agi Pelikano, Utang Atabi’an, Utang Jarang Ata Bi’an, Utang Rempe Sikka, Utang Moko, Utang Tope, Utang Rea Nepa, Utang Wenda, Utang Breke, Utang Jentiu, Utang Naga Lalang, Utang Gabar, Utang Patola, Utang Nape Wungung, Utang Anjo, Utang Soge, Utang Lea, Utang Luwu, Utang Wenda Luheng Nggela, Utang Wenda Tenda Wolojita, Utang-Utang Korasang Manuwalu, Utang  Rempe Sikka Kelang Naga Lalang, Utang Nape Da’ang Tang, Utang Oko Kirek, Utang Rempe Sikka Kelang Medeng, Utang Medeng Turang Rua, Utang Medeng La’a Waler, dan sebagainya.               

Motif dan ragam hiasan penuh dengan artian nilai/simbol pada setiap sarung adat dapat dibaca pada jenis sarung tertentu seperti:

  • Utang Moko, dipakai pada upacara perladangan dengan ujud memohonkan kesuburan
  • Utang Breke, dipakai pada upacara menolak bala dalam perlambang destruktif permasalahan
  • Utang Jarang Ata`Biang, dipakai sewaktu ada kematian dalam perlambang manusia menaiki kuda menuju alam baka
  • Utang Merak, sangat layak dipakai sang pengantin wanita, karena corak dan warna menarik dan indah
  • Utang Wenda, dipakai bagi pasangan yang ingin hidup bahagia
  • Utang Rempe Sikka, bagi pasangan yang ingin hidup rukun
  • Utang Mawarani, dengan perlambang Bintang Kejora, diharapkan dapat memberikan penerangan, petunjuk juga sebagai media penolak bala
  • Utang Oi Rempe Sikka, layak dipakai oleh pengantin wanita karena berlambang tiga bintang seandai suami, istri dan anak
  • Utang Sesa We`or, sangat layak dipakai bagi pengantin yang sedang beradu kasih, dalam perlambang burung murai berpasangan.

Demikian jelas bahwa sarung adat utang Sikka-Krowe selain bernilai artistic, juga paedagogis dan religious. Motif ini seharusnya terus dijaga dan dilestarikan dan diwariskan pada anak cucu kelak.

(Sumber: Buku Pelangi Sikka, Karya Michael Beding dan Lestari Beding)

 

 

                

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun