Lewat Kampanye BERANI, Mahasiswa KKN UNNES GIAT Desa Tegalrejo Ajak Anak-Anak SD 02 Desa Tegalrejo untuk Bersama-sama Menyuarakan Indonesia Lawan Bullying
Semarang, 24 April 2025 – Dalam Upaya kepedulian dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa. Dwi Rahma Atiqilah Rizki, salah satu tim KKN UNNES GIAT Desa Tegalrejo menerapkan program kampanye anti-bullying dengan menggunakan media pembelajaran interaktif yang menarik berupa PowerPoint (PPT) interaktif. Kampanye ini mengusung tema BERAKSI yang merupakan singkatan dari Bersama Lawan Perundungan Anak Indonesia di SDN 02 Tegalrejo.
Program ini diluncurkan sebagai respons atas meningkatnya kekhawatiran terhadap kasus perundungan di lingkungan pendidikan. PPT interaktif digunakan sebagai sarana edukasi yang memadukan teks materi, gambar, audio, dan video pendek, dan evaluasi pembelajaran yang dirancang secara menarik untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa mengenai bahaya bullying serta cara mencegah dan menghadapinya.
PPT interaktif bertema BERAKSI mencakup beberapa sesi utama, antara lain:
- Pengertian dan Jenis-Jenis Perundungan
- Dampak Perundungan terhadap Korban dan Pelaku
- Cara Menanggapi dan Melaporkan Perundungan
- Simulasi Interaktif : Menyanyi dan menonton video bersama dan membuat hand craft symbol anti perundungan
- Evaluasi Pembelajaran
Setiap sesi dilengkapi dengan kuis interaktif, studi kasus, dan ruang diskusi yang memungkinkan siswa menyampaikan pendapat serta pengalaman mereka secara anonim. Dalam beberapa sekolah, siswa bahkan diajak membuat hand craft bersama sebagai bentuk symbol kasih anti perundungan.
Kepala sekolah dan Wali kelas I-IIV, menambahkan bahwa program ini juga mempermudah guru dalam menyampaikan materi yang sensitif seperti bullying. “Dengan pendekatan ini, anak-anak lebih terbuka. Mereka mulai berani bicara dan mengakui bahwa mereka pernah menjadi korban, pelaku, atau saksi perundungan,” jelasnya.
Beberapa siswa kelas I-IIV, mengaku terkesan dengan materi yang disampaikan. “Biasanya PPT itu membosankan, tapi yang ini seru. Ada game-nya, videonya, lagu-lagu dan materi. Kami jadi tahu kalau diam saat lihat bullying itu sama aja membiarkan,” ungkap beberapa siswa saat dimintai pendapat terkait pembelajaran interaktif kampanye program BERANI.
Dengan pendekatan inovatif dan kolaboratif ini, diharapkan budaya anti-perundungan dapat tumbuh dan mengakar di lingkungan pendidikan, menciptakan ruang belajar yang lebih inklusif dan penuh empati bagi generasi muda Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI