Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lelaki di Bawah Hujan

10 Juli 2017   00:52 Diperbarui: 10 Juli 2017   01:10 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Penampilannya terlihat biasa. Untuk dicari nilai lebih dari ukuran seorang anak SMA, sepertinya tampak jauh penampilannya itu dibandingkan anak-anak sekolah pada umumnya. Baju seragam yang tak pernah dimasukkan. Ukuran celana yang terlihat gombrong. Bahkan, dari gaya rambut pun tak seperti David Beckham atau layaknya Aliando yang terlihat begitu menarik dengan potongannya yang terkesan rapi.

Namun, dari kedua sorot matanya terlihat begitu tajam dengan alis mata yang tampak tebal. Juga rambutnya begitu lebat, hingga menutupi kening dan juga telinga. Ya, rambut bergaya poni yang dikatakan lebih mirip seperti milik perempuan.

Ini kali ketiga, April---seorang perempuan anak IPA kelas 11C---mengamati sosok lelaki yang terkesan dingin, bahkan jauh dari pergaulan yang ada di sekitarnya. Tak ada ekstrakurikuler yang menyibukkan hari dari seorang lelaki yang dilihatnya selalu menyendiri, selain duduk dekat dengan perpustakaan. Ataupun terkadang didapatinya sedang memilih buku-buku yang terjejer rapi dalam rak.

***

SAHABAT

Sepintas saja. Ya, hanya sepintas melalui dan menjalani hidup ini. 'Jadi bersenanglah, atas segalanya yang ada di hidupmu sekarang. Mungkin hari ini kau dapat tertawa, namun belum tentu hari esok ataupun yang akan datang'. Itulah suatu prinsip yang selalu dipegang teguh dalam hari yang dijalani. Seakan tiada beban yang memberatkan setiap langkahnya.

Namanya April. Seorang gadis remaja yang cuek dan juga pintar bergaul. Sebagai seorang primadona sekolah sangatlah wajar bila ada sebagian orang yang menganggap, bahwa kehadirannya yang sebagai bintang idola mengesankan sedikit sombong.

Rambutnya yang hitam lurus. Hidung yang terlihat indah bak Carrey Mulligan, melengkapi pesonanya yang memang tak sedikit pria mencoba untuk mendekatinya. Namun tak segampang dari apa yang dipikirkan. Seorang gadis cantik dan menjadi idola itu, tentulah memiliki beberapa orang yang selalu ada di sekitarnya. Ya, di manapun dan kapanpun mereka selalu berlima. Dan yang lebih parahnya lagi ketika ada seorang cowok yang ingin mendekatinya, langkah pertama haruslah melewati seorang sahabatnya yang bernama, Mia.

Sebenarnya, Mia, adalah seorang perempuan biasa saja. Namun dari caranya bersikap, semua orang pasti mengetahuinya jika ia itu seorang wanita yang memiliki sifat tomboy. Rambut ikalnya itu yang mengesankan dia terlihat garang, dengan berbagai aksesoris gelang yang menghias di tangan dan juga kulitnya yang terlihat sawo matang. Ditambah kegiatan yang sering ia ikuti, yaitu, basket.

Jika dilihat dari bentuk tubuhnya tidaklah begitu buruk. Gemuk namun berisi dan padat. Jangan pernah berharap juga untuk dapat memandanginya lama-lama, jika tak ingin bola basket melayang di atas kepala. Seperti yang terjadi pada anak baru yang mungkin kagum pada dirinya. Tanpa disadari, bola itupun melayang dan mengenai tepat di kepalanya. Hingga akhirnya harus berada di ruang UKS untuk menghilangkan pusing yang ia rasakan.

Nita, seorang gadis yang terlihat polos dan lugu. Namun, seperti yang dikatakan oleh orang tua jaman dulu, jika melihat wanita itu jangan lihat dari covernya saja. Karena memang wanita yang satu ini lebih berbahaya. Bagaimana tidak, ia satu-satunya cewek yang jago karate dan sudah memegang sabuk hitam. Pertandingan beladiri tingkat nasional pun sudah diraihnya.

Pernah suatu kali dirinya dekat dengan seorang anak Bahasa. Lumayan, lelaki itu pandai merayu. Setiap paginya selalu ada sms mesra penuh rangkaian kata-kata. Namanya juga cewek, siapa sih yang tidak bisa termakan oleh rayuan lelaki. Apalagi, cowok yang mendekatinya itu seorang yang aktif mengisi mading dan juga aktif mengirim berbagai tulisannya di media koran dan majalah. Bahkan di media sosial milik lelaki itu, tak sedikit wanita yang mengejar-ngejarnya.

Padahal, jika dilihat dari tampangnya sih biasa saja. Tidak menunjukkan suatu kelebihan seperti artis Rano Karno atau Rhoma Irama saat masa muda yang keahlian dan juga wajahnya begitu memikat. Hingga di suatu ketika, Nita, hangout bareng sama lelaki itu. Baru jalan pertama saja sudah minta dicium. Bukannya bibir Nita yang melekat pada pipinya, namun bertubi-tubi pukulan yang harus ia dapati dari seorang wanita yang pandai memainkan kaki dan juga tangannya.

Akibat dari masa buruk yang pernah ia alami, berimbas pada semua cowok yang memasuki jurusan Bahasa. Padahal, tidak semuanya seperti itu. Tapi, tidak ada yang berani untuk menasihati atas kebenciannya itu yang tertanam begitu mengakar kuat di dalam hatinya.

Nah, dua cewek yang juga bersama dengan April ini adalah orang yang lugu dan polos. Namanya juga anak kembar, jadi kelakuan kedua cewek itu sama. Namun, bukan berarti tidak ada kelebihan dalam diri mereka. Keduanya sama cantik. Namanya Ria dan Natalie. Dua anak kembar. Yang membedakan mereka hanya kacamata yang begitu lekat pada Ria. Dan juga sifat Natalie yang sebenarnya lebih terlihat dewasa. Keduanya pun termasuk anak yang penurut dan pintar dalam setiap pelajaran. Jadi, setiap di dalam kelas keduanyalah yang menjadi andalan teman-temannya yang lain, ketika mendapat kesulitan dalam soal pelajaran.

Kadang keduanya pun tak begitu nyambung untuk diajak curhat soal perasaan. Natalie yang tampak begitu cuek dan Ria yang lebih dominan terlihat mendengarkan, namun entah pikirannya kemana. Terkadang juga ada manfaatnya. Setiap salah satu temannya bertanya, jawaban yang mereka lontarkan selalu memberikan jalan keluar di saat masalah datang dan menghimpit temannya yang lain.

Seperti waktu itu, di mana ketika Nita menghadapi soal dirinya bertemu dengan sang mantan. Di tengah cerita yang sedang membahas, bahwa mantan dari Nita itu memaksa untuk mengajak dirinya menjalin hubungan kembali, tiba-tiba keduanya bertepuk tangan seraya berkata, "selamat ya, akhirnya diajak lagi balikan."

Kedua bola mata Nita ini pun seketika saja melotot dan hampir keluar dari tempat asalnya. Bagaimana tidak, sedang sedari awal, Nita tak pernah lagi menginginkan hal itu terjadi lagi---mengulang masa silam dalam lembaran yang baru, baginya adalah suatu petaka. Namun, tak pernah disangkali bahwa sang mantan itu juga adalah cinta pertamanya yang dipertemukan dalam sanggar Elang---sebuah perguruan karate di sekolah yang Nita tekuni hingga menjadi juara tingkat nasional.

Berkat dukungan dan semangat dari sang mantan juga yang akhirnya membuat, Nita, dapat membawa piala dan piagam juara pertama, mengangkat prestasi nama sekolahnya. Sakit hatinya bermula, ketika ia mengetahui dengan mata kepalanya sendiri---lelaki yang ia cintai dan pernah menjadi semangat untuk hidupnya---berjalan dengan wanita lain.

Bersambung,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun