Mohon tunggu...
Rhaisya Aqeelah
Rhaisya Aqeelah Mohon Tunggu... pelajar

Seorang siswi yang gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi Antar 4 Umat Agama; Hebatnya Desa Buntu Dalam Merangkul Satu sama Lain

14 April 2025   14:24 Diperbarui: 14 April 2025   14:49 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekawan rolas-mengajar

Sekawan rolas-bazaar
Sekawan rolas-bazaar
sekawan rolas-sebelum posyandu
sekawan rolas-sebelum posyandu
Toleransi yang berarti sikap menghargai dan menerima perbedaan pendapat, keyakinan atau praktik yang dilakukan orang lain. Bisa dibilang, toleransi adalah salah satu cara untuk merangkul semua orang walau berbeda etnis, ras, agama dan latar belakang sosial. Inilah uniknya warga Desa Buntu, Wonosobo dalam menghormati satu sama lain.

Pada tanggal 17 Februari, siswa-siswi SMA Global Prestasi mengadakan kegiatan local immersion di Desa Buntu, Wonosobo selama kurang lebih 4 hari. Kegiatan ini adalah kegiatan tahunan, dimana anak-anak kelas 10 melakukan serangkaian acara di desa berupa posyandu, berladang, mengajar anak sd, dan bazaar. Program Local Immersion ini mengangkat satu tema, yaitu "Local Wisdom, the Bridge of Unity: Building Stronger Indonesia" yang diikuti oleh 124 siswa. 

Penulis menggunakan metode pengamatan covert observation, dan non participant. Saat berjalan ke posko, kami menemukan beberapa tempat agama berupa masjid, dan gereja, yang menunjukan bahwa di desa ini, kedua agama saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Tetapi ternyata, bukan hanya 2 agama saja yang ada di desa buntu, tetapi 4 agama: Islam, Kristen, Katolik, dan Buddha. Desa ini, yang statusnya sebagai "Desa Damai" memang seperti namanya; semua warga saling toleransi dan menghargai. 

Menurut seorang petani di Desa Buntu, "Desa ini memang tidak seperti desa lain, kami memiliki 4 agama yang diakui disini, kami saling menghargai dan membantu sesama lain, itulah spesialnya desa kami. Karena ini, desa kami selalu menjadi destinasi sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan live in" 

Warga Desa Buntu, Wonosobo aktif dalam mengikuti kegiatan komunitas secara bersama, bahkan saling menghormati jika ada kegiatan keagamaan. Yang paling mengesankan adalah ketika host parent yang non-muslim mengetahui arah kiblat, dan ketika anak-anak di desa itu menghargai perbedaan yang ada. Dalam konteks sosiologis, tingginya toleransi di desa membuat perbedaan seakan-akan tidak ada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun