Mohon tunggu...
Reza Soedomo
Reza Soedomo Mohon Tunggu... -

Managing Partner & CEO @ Kinerja - BlessingWhite

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Glory of Love

4 Oktober 2015   18:03 Diperbarui: 4 Oktober 2015   18:32 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika setiap pagi saya siap berangkat dan naik mobil, selalu ada pertanyaan yang berulang : “nggak ada yang ketinggalan ? Dompet, hp, laptop ? ”. Yaaa memang dulu saya pelupa, tapi seringkali merasa aneh karena harus menerima pertanyaan itu-itu lagi saat saya merasa sudah tidak lagi pelupa.

Saat saya akan menggerakkan mobil untuk berangkat kerja, walaupun sudah agak susah berjalan karena osteoporosis, ia selalu berdiri di pintu depan dan memberikan lambaian tangan mengandung pesan : “hati-hati di jalan dan selamat bekerja”.

 Sepulang kerja di sore/malam hari, menu cemilan kesukaan kami di masa kecil waktu jadi wong deso selalu ia hadirkan – setiap hari berganti-ganti antara singkong rebus, ubi rebus, kentang goreng, dan berbagai kue jajanan pasar yang ia persiapkan.

Saat saya mengalami masa-masa sulit baik di kantor maupun di kehidupan pribadi, saya tidak pernah berbagi cerita kepadanya karena saya tidak ingin membebaninya. Entah bagaimana, ia selalu saja mampu membaca kondisi dan memahami kekisruhan yang terjadi di dalam hati, pikiran, dan jiwa saya.

 Dalam usaha mengusir galau, seringkali saya duduk di teras rumah sambil menikmati singkong rebus buatannya. Tiba-tiba ia muncul di sisi saya sambil menepuk pundak saya dan berbisik : “Semua keputusan Gusti Allah itu baik, terima saja dengan ikhlas, yang penting ikhtiar tanpa lelah”.

 Waktu SD pak guru memperkenalkan pepatah : “.....kasih ibu sepanjang jalan.......”. Sejujurya dalam perjalanan hidup saya sering kali menemukan bahwa pepatah itu tidak benar. Bersyukur saya mengalami kehidupan yang panjang bersama ibu saya yang membuktikan kebenaran pepatah itu....”kasih ibu sepanjang jalan...”.

 Tidaklah berlebihan bila 15 abad yang lalu Muhammad SAW sudah mengatakan bahwa orang yang paling utama untuk dihormati adalah ibu kita. Tidak pula berlebihan saat beliau mempertegas pernyataan tersebut hingga 3 kali. Tentu yang beliau maksud adalah ibu yang memiliki kualitas “kasih ibu sepanjang jalan”.

Siapapun yang masih memiliki ibu dengan kualitas seperti itu, apalagi yang sudah uzur seperti ibu saya, semoga tidak berlebihan bila saya titip saran untuk merawat mereka dengan pelayanan kelas “platinum”. Bukankah sangat masuk akal bila Tuhan mengingatkan kita bahwa “surga ada di telapak kaki ibu” karena hal terpenting (ultimate goal) bagi setiap insan adalah masuk surga ? Akankah kita menyesela bila
 kita tidak tercapai ? 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun