Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Para Pengadil Lapangan nan Fenomenal (Bagian 1)

2 Juli 2021   15:58 Diperbarui: 2 Juli 2021   16:04 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Collina setelah mengartu kuning Klose di final Piala Dunia 2002. (dok: FIFA)

Jauh setelahnya Moreno bahkan tertangkap basah otoritas bandara John F. Kennedy sebab menyelundupkan enam kilogram heroin. Well, memang Moreno sangat cocok manjadi pemeran antagonis.

Collina setelah mengartu kuning Klose di final Piala Dunia 2002. (dok: FIFA)
Collina setelah mengartu kuning Klose di final Piala Dunia 2002. (dok: FIFA)
Rutin setiap tahunnya gim Pro Evolution Soccer (PES) besutan Konami memasang pemain top sebagai kover rilisan terbarunya, terkecuali di edisi PES 3. Konami memilih wasit ikonik pemimpin laga final Piala Dunia 2002, Pierluigi Collina. 

Nama Collina sangat masyhur sebagai representasi wasit adil nan tegas, hanya perlu beradu sorot mata cukup membuat pemain enggan protes berlebihan.

Ketika sepak bola Italia diguncang skandal Calciopoli pada 2006, Collina yang sebenarnya sudah pensiun ditunjuk sebagai ketua komisi wasit untuk Seria A dan Serie B. 

Collina melakukan bersih-bersih official pertandingan untuk menaikkan integritas wasit. Bahkan Collina pernah mengganti Daniel Orsato dari pengadil laga Livorno vs Napoli hanya sebab namanya sudah dicatut sebagai wasit di situs Livorno sebagai wasit sebelum 24 jam menjelang pertandingan. 

Collina sendiri diakui Luciano Moggi tak dapat ia sentuh. Mungkin hanya fans Everton yang melabelinya wasit kotor akibat suatu laga di 2005.

  • Tom Henning Ovrebo

Ovrebo dikejar Ballack. (dok: EPA)
Ovrebo dikejar Ballack. (dok: EPA)
Nama ini akan abadi di kalangan fans The Blues akibat laga sarat kontroversinya lawan Barcelona di semifinal UCL 2009. Sebenarnya Ovrebo termasuk jajaran wasit elit UEFA dan beberapa kali menyabet wasit terbaik Norwegia, bahkan dia sempat menjadi pengadil di helatan Euro 2008. 

Pada laga yang berlangsung panas dan keras itu Ovrebo enggan memberi pinalti pada dua kali kesempatan Drogba dijatuhkan Abidal, pun ketika Malouda dijatuhkan Alves dan tangan Pique yang menyentuh bola.

Emosi pemain Chelsea memucak setelah sepakan Ballack yang mengenai tangan Eto'o tepat di depan mata Ovrebo. Lagi-lagi Ovrebo menolak memberi pinalti, kemudia terjadi scene ikonik Ballack mengejar Ovrebo sambil memakinya. 

Chelsea kalah lewat skema keungulan gol tandang Barcelona. Sesuai laga kali ini Drogba mencaci kinerja Ovrebo ke arah kamera sambil berucap "its a f*cking disgrace!". Tebak siapa pelatih Chelsea waktu itu?, Ya dia lah Guus Hiddink yang dulu melatih Korsel di Piala Dunia 2002. Sungguh unik.

  • Ken Aston

Ken Aston pada Battle of Santiago. (dok: EPA)
Ken Aston pada Battle of Santiago. (dok: EPA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun