Mohon tunggu...
Reza Irfandi 28
Reza Irfandi 28 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak Melankolis yang diam-diam suka Sanguinis.

GOD'S NOT DEAD

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mengerti Kenapa Senja Selalu Berpamitan dengan Indah

6 Maret 2024   00:53 Diperbarui: 6 Maret 2024   00:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jam 23.59 mau pergantian hari, kami pun akan makan bersama, dengan memanggang ikan. Ikan yang kami bakar rasanya enak, dengan tidak ada racikan bumbu dengan aroma murni yang kami bakar. Makan bersama terasa hikmah dan bahagia, dengan jajaran ikan yang sudah disajikan. Oh indah nya Tuhan beri.

  Setelah 1 jam kemudian, kami melanjutkan memancing di tepi dermaga, dengan suasan sepi, ombak yang tenang dan orang-orang udah pada tidur. Disitu kami memulai kembali, dengan pergantian hari dan suasana baru. Yah terasa berbeda.

Tidak ada pergerakan sama sekali, tidak ada strike-strike sama sekali. Kami akan tidur dikala malam sudah meredup, awan dan burung-burung udah tidak berkabar lagi. Semangat malam kami nan dingin akan kami lanjutkan dikala mentari pagi bersinar.

Aku yang udah tidur pada saat itu dengan senyap dan sedikit capek dengan aktifitas yang begitu padat dari pagi hingga sore. Dikala tidur, teman-temanku masih lanjut dengan memancing, mungkin kalau sudah hobi tidak tau batas waktu. Sampai jam 2 kami bergegas kembali ditengah laut, untuk tidur disitu. Tidur di tengah laut bukan hal yang mudah, banyak keraguan dan misteri.

@@@@@@

Damnnnnn!! Aku baru sadar di jam 3 subuh menjelang fajar, aku kebangun dari kapal tersebut. Aku lihat sekelilingku udah pada tidur semuanya, tinggal aku yang terbangun tiba-tiba. Entah kenapa hal ini yang membuat mistis semakin ada, aku mencoba membuka mata lebar dan tidak berhalusinasi, aku mencoba berdiri di tengah-tengah kapal yang sedang terombang ambing yang sangat deras. Aku lihat di tengah aku sedang berdiri, bahwa kami menyenderkan kapal itu di belakang karang, berarti kami sedang ditengah laut.

Tiba-tiba

Suara begitu muncul, seperti ada yang memanggil namaku. Oh no, aku takut melihat kebelakang lagi, takut karena situasi tidak mendukung, lagian aku saja yang bangun pada saat itu. Aku mencoba memberanikan, namun aku tidak sanggup melihat, karena takut. Hahahahaha

Aku mencoba membangunkan teman ku yang nyenyak tidur,.

"Mo, mo, bangunnn"

"Moskaaaa.."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun