Mohon tunggu...
Reza Imansyah
Reza Imansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Indonesia

Seorang mahasiswa teknik sipil yang sangat menyayangi ilmunya. Suka menguak sisi lain Indonesia, khususnya dalam sosial, budaya, dan politiknya. Menulis menjadi bagian dari hidup. Dan akan terus hidup walau saya mati. Saya yakin.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Rumah Sakit Prefabrikasi, Solusi Kapasitas Pelayanan Kesehatan Covid-19 di DKI Jakarta

13 Juli 2020   17:46 Diperbarui: 14 Juli 2020   11:00 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses Pembangunan Rumah Sakit Prefabrikasi di Wuhan (Kompas.com, 2020)

Kecanggihan teknologi di Tiongkok menjadi salah satu kunci utama mereka dalam menyelesaikan kasus Covid-19 sampai bisa dikatakan berhasil.

Di luar konsep negara dan pandangan politik yang dipilih, teknologi canggih Tiongkok seperti pemantauan jejak melalui Kartu Tanda Penduduk (KTP), data lokasi telepon seluler, dandrone yang memaksa karantina sangat efektif mengurangi tingkat pasien positif Covid-19 di Tiongkok.

Wuhan memiliki jumlah penduduk yang sangat besar sehingga mempunyai permasalahan yang sama dengan DKI Jakarta dalam menghadapi kasus Covid-19.

Dengan kurang lebih 11 juta penduduk dan karakteristik kota ini yang metropolitan seperti DKI Jakarta, Kota Wuhan juga mempunyai permasalahan kapasitas pelayanan kesehatan untuk pasien positif Covid-19.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki, Wuhan membuat dua rumah sakit dengan konsep konstruksi secara prefabrikasi.

Prefabrikasi adalah metode konstruksi dengan komponen rakitan pabrik yang disiapkan dan disusun di tempat proyek konstruksi dibuat. 

Rumah sakit ini dibuat khusus untuk pasien Covid-19 di Huoshenshan dengan waktu pembangunan hanya delapan hari dan di Leishenshan dengan waktu pembangunan sepuluh hari. Kapasitas pelayanan kesehatan yang diberikan dari kedua rumah sakit tersebut sebanyak 2.300 tempat tidur, belum termasuk pelayanan yang tidak membutuhkan kamar.

Kecanggihan Tiongkok membuat rumah sakit darurat seperti ini bukan pertama kali dilakukan. Pada tahun 2003 di Xiaotangshan, mereka telah membangun rumah sakit serupa untuk menanggulangi permasalahan penyakit Sever Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Selain proses konstruksi yang cepat, bangunan prefabrikasi ini juga mempunyai fasilitas rumah sakit yang sama seperti rumah sakit pada umumnya. Penjagaan nutrisi pasien, didukung dengan pemberian terapi oksigen, antiviral, dan antibakteri serta pemeriksaan darah juga rontgen dada sesuai kondisi pasien selalu dilakukan di rumah sakit tersebut. 

Untuk pasien yang kritis dan parah, pasien diberikan terapi oksigen, ventilasi mekanis invasif, bantuan sirkulasi, dan terapi plasma konvalesen.

Dalam waktu sekitar sebulan dari pembangunan rumah sakit ini, penurunan kasus Covid-19 di Wuhan semakin terlihat dan di awal Bulan April 2020 kota ini akan menyelesaikan fase lockdown-nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun