Mohon tunggu...
Reza Havas
Reza Havas Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA Negeri 1 Purbalingga

Menyanyi, Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmoni Sosial Antar Umat Beragama: Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Purwokerto Ambil Bagian Dalam Momen Idul Fitri 2024

5 Mei 2024   21:05 Diperbarui: 6 Mei 2024   14:01 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kementerian Agama Kab. Banyumas

Perbedaan dan keberagaman adalah hal yang alami dan tak terhindarkan dalam masyarakat. Perbedaan dapat bersifat horizontal atau vertikal. Perbedaan horizontal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, seperti perbedaan bahasa, budaya, agama, atau hobi. Perbedaan vertikal adalah perbedaan antarindividu atau kelompok yang menunjukkan adanya tingkatan lebih rendah atau lebih tinggi, seperti perbedaan pendapatan, pendidikan, atau jabatan.

Di dalam Keberagaman tersebut banyak kegiatan yang dapat membangun harmoni sosial bersama seperti kegiatan yang dilakukan oleh FKUB kabupaten banyumas.

Idul Fitri kerap kali menjadi momentum untuk menjalin silaturahmi bagi banyak orang, terlihat berbeda ketika para Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Purwokerto yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) kabupaten Banyumas turut ambil bagian dalam pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri.

Dokumentasi Narasumber
Dokumentasi Narasumber
Tepat pukul 06.00 WIB Para Orang Muda Katolik telah berada di tempat pelaksanaan shalat idul fitri akan di langsungkan, yaitu di Alun-Alun Purwokerto. Mereka melakukan Pengamanan, Turut menjaga ketertiban Lalu lintas, dan membantu umat muslim dalam mencari shaf shalat, selain itu mereka juga membagikan alas shalat berupa kertas koran dan di akhiri dengan mengucapkan selamat idul fitri kepada umat muslim.

Penjagaan Shalat Idul Fitri lintas iman ini sudah dimulai sejak 2018 dan dinilai sangat bermanfaat untuk menjaga kerukunan umat beragama.

“Saya dan teman-teman OMK merasa senang turut serta dalam kegiatan penjagaan shalat ied tahun ini, kami sudah datang di lokasi dari pukul 06.00” Ujar Sean Vincent Olivero.


Menurut penuturan Narasumber, Kegiatan penjagaan ini tidak hanya dilakukan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Purwokerto Saja namun FKUB Kementerian Agama juga turut merangkul umat beragama lainnya untuk turut bergabung dalam kegiatan ini.

Dokumentasi Dari Suarapurwokero.com
Dokumentasi Dari Suarapurwokero.com
Pemerintah Kabupaten Banyumas Sangat Mendukung kegiatan tersebut untuk menjalin persaudaraan.

“Ya, kegiatan ini sudah berjalan rutin 2 tahun belakangan, karena sebelumnya terdapat wabah corona” Ujar Sean Vincent Olivero.

Selain Melakukan penjagaan, Uskup Keuskupan Purwokerto bersama para romo/pastor katedral melakukan kunjungan lintas iman dan mengadakan open house di Pascalis Hall, Katedral Kristus Raja Purwokerto.

Dalam kegitan tersebut apabila kita telisik lebih jauh tentunya sangat bermakna mendalam untuk menjaga harmoni sosial di masyarakat, Harmoni Sosial sendiri merupakan kedaan dimana terciptanya suasana aman dan damai ketika terdapat interaksi ditengah keberagaman.

Dalam Ilmu Sosiologi menjaga harmoni sosial sangat diperlukan untuk menjaga keberlangsungan hidup Bersama dalam keberagaman, namun apabila tidak dapat memahami arti kebersamaan dapat memicu banyak masalah .

Harmoni Sosial suatu keadaan keseimbangan dalam sebuah kehidupan, dua kata yang saling berkesinambungan dan memiliki arti kata yang tidak dapat dipisahkan merupakan keadaan yang selalu didambakan oleh masyarakat dalam kehidupan mereka. Keharmonisan akan terwujud jika didalamnya ada sikap saling menghargai dan menyayangi antar anggota keluarga atau masyarakat.

Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas.

Kita perlu menyadari betapa sulitnya mengelola harmoni sosial dalam masyarakat lokal multikultural. Menurut Horton (1980:241) kesulitan ini dialami baik oleh negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Malaysia masih kuat beranggapan bahwa hubungan antaretnik yang harmonis merupakan kunci bagi kemajuan stabilitas negara (Shamsuddin, Liaw and Ridzuan, 2015).

Di Indonesia masalah intoleransi umat beragama kerap kali sering terjadi sehingga menyebabkan perpecahan, beberapa contoh kasus intoleransi seperti penolakan masyaraakat dalam pembangunan suatu rumah ibadah, pembubaran kegiatan beribadah, serta melakukan tidak radikal sehingga kegiatan yang membangun harmoni sosial perlu untuk ditindaklanjuti.

Agama, atau religion dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin religio yang berarti agama, kesucian, kesalahan, ketelitian batin, religare, yang berarti mengikatkan kembali, pengikatan bersama.

Hubungan antar individu dengan individu dan antara individu dengan kelompok meskipun berbeda agama dan aliran tercipta dengan baik dan terwujud sejak lama di Purwokerto karena terciptanya harmoni interaksi sosial, terwujudnya empati sosial dan terantisipasinya perilaku agresif.

Faktor pendukung kerukunan beragama dapat terwujud karena antar pemeluk agama dan atau intern agama yang beda aliran terdapat hubungan persaudaraan (geneologis), terjadi simbiosis mutualisme di bidang perekonomian, pemahaman dalam batin antar pemeluk agama yang diwujudkan dalam kehidupan dengan persamaan kebutuhan dan menafikan konflik yang lazimnya dipicu oleh perbedaan keyakinan dan agama, pola pikir antar pemeluk agama terjauhkan dari sikap yang cenderung mengarah ke arah negatif.

Dokumentasi Arsip Narasumber
Dokumentasi Arsip Narasumber

Dalam Peristiwa ini juga tercermin adanya rasa saling menghargai antara umat beragama yang ditunjukan oleh umat kaedral yang turut membantu jalannya shalat ied, selain itu kunjungan yang dilakukan para pastor dalam momen Idul Fitri membangun rasa kebersamaan, timbal balik juga terjadi saat umat katolik katedral Purwokerto sedang merayakan hari raya. Ketika Natal dan Paskah, FKUB bersama dengan banser turut melakukan pengamnan dan mengatur lalu lintas di kawasan gereja.

Tidak terjadi konflik antar pemeluk agama dan aliran karena tidak adanya loko dan pemicu konflik, sumber konflik  tertangani, perilaku agresif yang terantisipasi, dan faktor pemicu kekerasan teredam.
Sebagai kesimpulan, kata kunci terwujudnya harmoni kehidupan sosial yang terdiri dari berbagai agama dan aliran dalam agama pada sebuah wilayah sangat dipengaruhi karakter antar dan intern umat beragama. karakter tersebut di dominasi oleh faktor konflik yang terdeteksi dan terciptanya saling mewujudkan simbolis mutualime antar pemeluk agama, sehingga kegiatan Pengamanan dan Penjagaan hari raya yang diinisiasi oleh Forum Kerukunan umat beragama kabupaten banyumas sangat diperlukan berdasarkan pengaruh positifnya dan tanggapan yang mendukung dari pihak narasumber.

Narasumber :  

Sean Vincent Olivero  (Anggota OMK Katedral Purwokerto).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun