Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Curse of Knowledge, Sudah Dijelasin tapi Enggak Ngerti?

26 Oktober 2021   20:44 Diperbarui: 27 Oktober 2021   17:02 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cara Mengatasi Curse of Knowledge
Melakukan pembicaraan kepada lawan bicara tetapi lawan bicaranya tidak paham apa yang disampaikan pastinya malu dan sayang banget jika sampai terjadi. 

Lalu, bagaimana sih cara mengatasi curse of knowledge ini agar tidak terjadi kesalahapahaman atau misinterpretasi di antara pendengar dan pembicara? Berikut ini tips yang bisa kalian coba.

1. Terus Belajar dan Jangan Cepat Puas
Kenapa? Manusia selalu didasari oleh rasa cepat puas. Pengetahuan manusia erat kaitannya dengan selalu ingin tahu dan selalu ingin terlihat lebih pintar daripada manusia lainnya. 

Memang curiousity atau keingintahuan seseorang akan suatu topik tertentu bagus dan patut dicontoh. Namun dengan kita menjelaskan kosa kata yang sulit dipahami oleh audiens bukan berarti kita dipandang lebih pintar. 

Tandanya kita masih bodoh karena kita tidak tahu bagaimana alur penyampaian yang baik kepada audiens. Ilmu itu dibagi bukan untuk dipendam sendiri. 

Saya jadi teringat quotes yang dikemukakan oleh Albert Einstein kurang lebih seperti ini, "If you can't explain it simply, you don't understand it well enough" (Jika Anda belum bisa menjelaskan sesuatu secara sederhana, berarti Anda juga tidak memahami sepenuhnya).

Saya menyarankan untuk memperbanyak kosa kata dengan membaca. Dengan kita membaca kita akan mendapatkan wawasan. Kita bisa menjelaskan isi bacaan sesuai dengan bahasa yang kita pahami.

2. Kenali Pendengar dan Audiens Kita
Di sini penting peranannya sebagai seorang komunikator perlu memahami dan mengenali audiens kita. 

Seorang pembicara ataupun pemberi informasi memberikan penjelasannya harus disesuaikan dengan kemampuan pendengar. 

Contoh tadi ketika kita ingin menjelaskan tentang analisis saham, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. 

Disarankan jangan untuk menggunakan bahasa yang baku atau terkesan definitif seperti bahasa artikel ilmiah, buku ataupun jurnal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun