Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Miris, Selalu Ada 'Anjing' Dalam Obrolan Anak Muda Zaman Now

13 September 2023   15:28 Diperbarui: 13 September 2023   15:59 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa gaul 'Anjing' dalam percakapan anak muda zaman now | Ilustrasi oleh Pexel by Pixabay

"Jangan pakai itu, Anjing!"

Terdengar ungkapan seorang wanita yang duduk tak jauh dari tempat saya sedang serius mengetik di laptop. Sebagai ibu yang punya anak, meski sudah tahu kalau kata 'anjing' itu masuk kategori bahasa gaul zaman sekarang, tetap saja risih dan sulit untuk tidak menoleh ke sumber suara.

Meski kemudian secepat mungkin saya mengembalikan tatapan ke monitor laptop, tapi mata saya sudah sempat menangkap pemilik suara tadi.

Dilihat dari gaya bicara dan kegiatan mereka siang itu, di sebuah restoran fast food dekat kampus Unair, Surabaya. Sepertinya mereka adalah para mahasiswa tingkat awal di Universitas Airlangga, yang berasal dari Jakarta atau sekitarnya.

Dan mirisnya, mereka semua mengenakan jilbab.


Memang sih,  tidak seharusnya saya mengaitkan jilbab dengan gaya bicara yang kurang sopan. Tapi jujur, saya pribadi sulit untuk tidak mempermasalahkan hal ini, sekaligus miris dengan gaya bicara anak muda zaman now. Yang selalu melibatkan 'anjing' dalam setiap pembicaraannya.

Baca juga : Tentang Tugas Akhir Mahasiswa Berbanding Tugas di Dunia Kerja

Penasaran Dengan Sikap Orang Tua Anak Zaman Now

Semua sikap tidak bersahabat atau bisa dibilang miris sekaligus risih mendengar kata 'Anjing', dari mulut anak-anak muda tersebut, apalagi yang mengenakan jilbab. Dibarengi juga dengan rasa penasaran mendalam, terhadap tanggapan orang tua para anak-anak muda tersebut.

Maksudnya begini, ketika saya yang mati-matian berusaha menyekolahkan anak di sekolah agama, Islam khususnya. Hanya demi, agar anak terbiasa mengucap hal-hal yang baik. Mulutnya selalu terbiasa mengucap asma Allah.

Dan saya sangat bersyukur dan terharu, ketika anak saya yang sekarang sudah duduk di kelas 1 SMP, masih akrab dengan,

"Alhamdulillah" 

"Astagfirullah" 

"Masya Allah"

Dan semacamnya.

Ini bukan untuk membandingkan, lalu membanggakan diri. Namun saya hanya penasaran, bagaimana tanggapan ortu anak muda yang terbiasa ngobrol ber'Anjing' itu?. 

Ataukah para anak muda tersebut hanya ber'Anjing-Anjing' ketika mengobrol dengan rekan sebaya saja?. Meskipun saya lalu ketambahan rasa penasaran, bagaimana caranya para anak muda tersebut untuk tidak menggunakan kata 'Anjing' ketika di rumah.

Sementara di luar, kata tersebut rasanya tak pernah absen dari mulutnya.

Awalnya, saya pikir fenomena kata 'Anjing' ini hanya digunakan oleh anak muda dari Jabodetabek dan sekitarnya, setidaknya bukan pada anak-anak muda di Jawa, khususnya Jawa Timur.

Tapi ternyata saya salah.

Beberapa kali saya mendengar anak-anak muda dengan logat khas medhok ala Jawa, tetap saja mengobrol dengan bahasa Jawa sambil memasukan 'Anjhing' dalam setiap perkataannya.

Baca juga : Rasa Kehilangan Membuat Trauma dalam Mengasuh Anak

 

Hanya Ibu yang Masih Takut Anaknya Ikut Ngomong 'Anjing'

Sebelum teman-teman pembaca makin eneg membaca tulisan ibu-ibu yang mungkin terlihat 'katrok' ini. Sesungguhnya tulisan ini hanyalah sebuah rasa takut saya, sebagai seorang ibu yang punya anak beranjak remaja.

Rasanya kok belum sanggup mendengar anak saya mengobrol dengan bahasa gaul yang melenceng itu. Ada begitu banyak bahasa keren yang lebih bagus dan positif ketimbang Anjing, kan?.

Kalau merasa ungkapan asma Allah terlalu agamis dan terlihat alim, kan bisa diganti dengan binatang yang lebih sopan, 'kucing' misalnya. 

Bukan berarti menyimpulkan dengan mutlak bahwa binatang 'Kucing' jauh lebih mulia ketimbang 'Anjing', ya. Hanya saja, coba deh tanya ke diri kita sendiri, lebih sopan disamain dengan kucing yang lucu atau anjing?.

Atau, untuk menghindari perdebatan yang tidak berujung, kita bisa membiasakan mengganti kata 'Anjing' tersebut, dengan kata-kata yang lebih baik.

Kata 'Cantik'  atau 'Cakep' misalnya.

Panggil saya ibu yang jadul, meski saya sebenarnya tidak jadul-jadul banget. Tapi, buat saya, salah satu tolok ukur keberhasilan saya mendidik anak, salah satunya dengan menghasilkan anak-anak yang selalu mengutamakan kesopanan dalam berbicara, dengan siapapun itu.

Sekali lagi, ini saya ya. Mungkin beda dengan ibu atau orang tua lainnya.

Surabaya, 13 September 2023

Reyne Raea

Blogger di www.parentingbyrey.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun