Mohon tunggu...
Jandris Slamat Tambatua
Jandris Slamat Tambatua Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana MSDM, Competency Assessor

"Manusia Kerdil Yang Berusaha Mengapai Bintang"

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

"Penglaris" dalam UMKM, Masih Relevankah di Zaman Now?

23 Mei 2024   00:09 Diperbarui: 23 Mei 2024   00:13 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penglaris, sering kali dikaitkan dengan praktik supranatural atau spiritual untuk meningkatkan penjualan (sumber: bing/AI)

Penggunaan penglaris dalam UMKM mungkin masih ada di zaman sekarang, terutama di kalangan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dan budaya.

Di tengah perkembangan teknologi dan modernisasi yang pesat, fenomena penggunaan penglaris dalam usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi topik yang menarik untuk dibahas. 

Penglaris, yang sering kali dikaitkan dengan praktik supranatural atau spiritual untuk meningkatkan penjualan, menjadi perdebatan antara tradisi dan kemajuan zaman.

Namun, dengan adanya kemajuan teknologi, pelaku UMKM memiliki lebih banyak pilihan dan alat untuk mengembangkan bisnis mereka secara efektif dan terukur. 

Apa Itu Penglaris?

Penglaris adalah praktik atau ritual yang diyakini dapat menarik pelanggan dan meningkatkan penjualan. 


Di Indonesia, praktik ini kerap dikaitkan dengan berbagai macam cara, mulai dari jimat, mantra, hingga bantuan paranormal. 

Meskipun terdengar mistis, kepercayaan terhadap penglaris masih cukup kuat di kalangan masyarakat tertentu.

Mengapa Penglaris Masih Digunakan?

1. Kepercayaan Tradisional: 

Banyak pelaku UMKM, terutama yang berada di daerah-daerah dengan budaya yang kental, masih percaya pada kekuatan supranatural. Bagi mereka, penglaris adalah bagian dari tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun