Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petualangan Seru Penuh Tantangan

27 Oktober 2018   14:47 Diperbarui: 7 November 2018   15:20 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Pukul 19.40, si penjaga hutan kembali tiba di lokasi kami, kali ini aku yang akan mengikutinya untuk kembali ke rumahnya.
Awalnya pak Her menawarkan diri agar dia saja yang mengikuti penjaga tersebut, namun aku tolak mengingat keadaan pak Her yang sakit jantung dan bisa sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, dengan pak Her bisa kembali ke kota tempat penginapan, keesokan harinya dia bisa balik ke lokasi minibusnya dan membawa peralatan atau bahkan teman lainnya yang mengerti tentang kerusakan minibusnya agar segera diperbaiki.
Aku akhirnya meminta si penjaga hutan untuk sejenak menanti kedatangan mobil yang bakal menjemput Lukman, Prita, Kevin dan pak Her kembali ke penginapan.
Aku memutuskan demikian, karena Lukman sekeluarga harus naik pesawat keesokan paginya untuk mengikuti acara Kompasianival 2018.


5 menit kemudian, akhirnya mobil yang ditunggu datang juga.
Serempak keempatnya berpindah ke mobil jemputan tersebut, aku mengantarkan mereka dengan sejuta maaf karena insiden tersebut. Syukurlah Lukman, Prita dan Kevin tidak mempermasalahkan hal tersebut, mereka malah menganggap hal tersebut sebagai pengalaman paling mengesankan yang mereka alami selama berlibur. Dan sebelum pergi, Lukman bahkan memberikan kami obat anti nyamuk yang di bawanya untuk bisa kami gunakan mengusir nyamuk hutan di rumah si penjaga hutan.


Setelah memeriksa semuanya dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal di minibus, kamipun segera berpisah. Aku mengikuti penjaga hutan dalam boncengan motornya menuju rumahnya di pintu hutan konservasi.
Hanya 15 menit, dengan lihai si penjaga hutan yang sudah terbiasa akan medan di daerah tersebut, akhirnya kami sampai juga di rumahnya.


Aku begitu gembira mendapati Kakek Fred sedang bersantai sambil menyeruput segelas kopi panas dan bercakap-cakap gembira dengan Kanaya.
Hilang sudah kepanikan di wajah Kanaya yang begitu penakut akan suasana hutan. Sedang  Anggi begitu antusias merekam semua percakapan Kanaya dengan kakek Fred.


Malam itu kami beristrahat dengan tenang, obat anti nyamuk pemberian Lukman benar-benar sangat membantu kami dari serbuan nyamuk hutan yang ganas.
Keesokan paginya, kami dijemput oleh rekan yang menjemput semalam. Keadaan kaki kakek Fred sudah lebih membaik, begitu juga dengan kaki Anggi.


Semua gembira menaiki mobil jemputan untuk kembali di kota, di tengah perjalanan tampak pak Her sedang sibuk memperbaiki minibus-nya bersama seorang temannya.
Aku mampir sejenak untuk memastikan beliau baik-baik saja. Setelahnya kami akhirnya langsung bertolak ke penginapan dengan gembira.


Sesampainya di penginapan, aku mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya karena hal yang di luar kendali tersebut.
Di luar dugaan, mereka semua malah berterimakasih atas semua perjalanan seru tersebut, meskipun sempat panik, tapi ternyata mereka sangat menikmatinya.


Syukurlah.
Begitulah, aku akhirnya mendapat pujian lengkap dengan bonus dari atasan atas semua kepuasan pelanggan, meski harus mengalami sedikit kendala.
Bersyukur, bisa menjadi generasi yang penuh solutif ditengah kondisi yang memutuskan harus berpikir dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun