Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ternyata Ini Alasan Mengapa Pemerintah Mengharuskan Usia Anak Masuk SD Minimal 7 Tahun

16 Maret 2018   08:00 Diperbarui: 12 Desember 2018   15:50 30807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Usia pas masuk SD - dokumen pribadi

Padahal saya dulu  masuk SD lebih cepat juga bisa mengikuti pelajaran dengan baik, bahkan  masuk dalam kategori murid yang bisa bersaing dalam hal intelektual *tsaahh. Dan  efek baiknya, saat memutuskan untuk nganggur sejenak saat lulus STM,  saya masih bisa kuliah dengan teman-teman yang se usia (iya, saya pernah  nganggur setahun setelah lulus STM, kapan-kapan diceritain deh, pede  aja serasa ada yang mau baca hahaha)

Sampai akhirnya kakak Darrell masuk SD, dan melewati bulan ke tiga hingga semester 2 di kelas 1. Awal-awalnya sih, pelajaran yang diberikan sangat mudah, bahkan gak jauh beda dengan materi yang dia dapatkan di jenjang TK. Dari mengenai angka dan huruf, mengeja kata dan sejenisnya.

Bahkan  materinya tidak lebih dari bermain sambil belajar, yaitu mewarnai  angka, huruf, mengenal anggota tubuh sambil bernyayi dan berbagai  kegiatan seru dan menyenangkan bagi anak-anak lainnya.

Di sekolah Darrell ada yang namanya Tema (entah sekolah lain ya hehehe), setahun ada 6 tema pelajaran. Dalam  1 tema, ada 4 sub tema, dan setiap akhir 2 sub tema ada evaluasi.  Kemudian setelah selesai 1 tema, akan ada yang namanya UAT atau Ujian  Akhir Tema. Jadi, jika setahun ada 6 tema, kakak Darrell bakal mengerjakan 6 kali UAT dan 12 kali Evaluasi hahaha.

Enakan zaman old ya, ujiannya cukup 2 kali dalam setahun untuk semester dan 3 kali untuk catur wulan *Generasi 90an. Sisi  asyiknya, mereka jarang punya PR, hanya ada 1 PR dalam seminggu, itupun  diberikan di hari Jumat dan dikumpulkan di hari Senin. Kakak Darrell melewati UAT Tema 1 yang namanya OURSELVES dengan nilai yang fantastis bikin maminya terharu plus bahagia.

Nilai-nilainya sempurna dan hanya ada sedikit yang nyaris sempurna, Masha Allah Tabarakallah, Alhamdulilah.. Wajar  saja sih sebenarnya, karena materinya masih sangat dasar, ditambah dia  sudah diajarkan calistung sejak TK bahkan sampai tahap tambah kurang,  plus juga dia terlatih menulis saat mengerjakan PR Kumon.

Jadinya dia bisa mengerjakan semua tantangan di Tema pertama yang terbilang sederhana. Memasuki Tema berikutnya, saya mulai mengernyitkan dahi, materinya mulai bikin deg-degan. Gimana enggak? di tema tersebut sudah mulai ada bahasan pelajaran yang seingat saya dulu kita pelajari di kelas 2 atau 3 SD.

Hal  tersebut makin bertambah saat memasuki semester 2 dan mereka masuk tema  4 yaitu Enterpreneur. Tema pelajarannya makin sip dong. Sudah membahas tentang perubahan bentuk, dan lain-lain. Jauh banget dari ingatan saya akan kelas 1 di tahun 1980an *oppsss hahaha

Lepas  dari semua kekhawatiran saya, Alhamdulillah kakak Darrell masih bisa  mengikuti semua materinya dengan baik.  Bahkan selama masuk SD hingga  hari ini, dia hanya pernah mengikuti remidi 1 kali saja untuk evaluasi. Saat itu dia mendapat nilai 78, sedang nilai minimum di sekolahnya harus 80.

Fiuuhhhh....
Dan di saat beginilah saya menyadari, mengapa pemerintah mengharuskan,  bahkan dengar-dengar mewajibkan usia minimum 7 tahun saat masuk SD, gak  tau berlaku atau enggak, karena keponakan saya, bisa masuk SDN kelas 1  dengan usianya 5,3 tahun.

Terlepas dari semua fasilitas  yang kakak Darrell dapatkan dibandingkan dengan adik sepupunya yang  masuk SD pada usia 5 tahun. Saya rasa, usia lah yang membantu sel-sel  berpikir anak lebih matang dalam menerima pelajaran. Karena materi pelajaran anak SD zaman now itu jauuuhh beda dengan materi SD kita zaman very veerrryyy old hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun