Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Manfaat Jeda bagi Produktivitas Hidup Anda

16 Juli 2020   21:15 Diperbarui: 17 Juli 2020   22:16 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jeda, santai sejenak (Sumber: pixabay.com)

Disinilah, pentingnya "Jeda". Sebuah moment yang seringkali disepelekan oleh sebagian orang.

Jeda dianggap sebuah kegiatan yang tidak penting dan dianggap sebuah kegiatan yang mengindikasikan rasa malas.

Apalagi bagi orang-orang workaholic, waktu adalah uang, waktu adalah produktivitas, waktu adalah ambisi, waktu adalah sesuatu yang amat suci yang tak boleh dikotori sama sekali oleh moment santuy meski hanya sejenak.

Sampai disini, anda mungkin belum memahami betapa pentingnya sebuah jeda dan mengapa kita perlu jeda dalam hidup?

Baiklah, sebelum saya memberikan alasan yang lebih logis kenapa kita perlu jeda, coba anda simak dahulu dua paragraf tulisan di bawah ini :

Paragraf (1) 

Parailmuwankuantumpernahmenelitiapa sebenarnyayangterjadiketikasebuahbendadi belahterus-menerushinggaketingkatmateri yangsangatkecil.Danmateriterkecilitupunterusdibelahlagi denganalatpemecahatomparticleaccelerator sampaitakterlihathinggaberubahmenjadi energiyangterhalus.Danselamabisadilakukan, energiterhalusitupundiusahakanuntukterus-menerusdibelah,hinggaakhirnyaseolah-olah lenyapmenghilang.

Paragraf (2)

Para ilmuwan kuantum pernah meneliti apa sebenarnya yang terjadi ketika sebuah benda di belah terus-menerus hingga ke tingkat materi yang sangat kecil. Dan materi terkecil itu pun terus di belah lagi dengan alat pemecah atom particle accelerator sampai tak terlihat hingga berubah menjadi energi yang terhalus. Dan selama bisa di lakukan, energi terhalus itu pun di usahakan untuk terus-menerus di belah, hingga akhirnya seolah-olah lenyap menghilang.

Bagaimana sobat, anda sudah menyimak tulisan dalam kedua paragraf di atas? Menurut anda, paragraf mana yang lebih enak dibaca? Paragraf (1) atau paragraf (2) ? 

Ya, saya yakin seperti halnya saya, anda pasti akan lebih nyaman membaca paragraf yang kedua bukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun