Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Lukisan Pohon Tua Misterius

4 Agustus 2018   18:47 Diperbarui: 4 Agustus 2018   19:05 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar ;gloryframe

  Di tengah perjalalananku dekat sebatang pohon tua berumur ratusan tahun.aku brdiri mematung terdiap sepi.Tanpa sepatah kata pun akau memandang dengan tatapan kosong tanpa seberkas harapan memandangi perjalanan yang tidak berujung.Kukebaskan debu yang menyelimuti baju kumaldan lusuh berwarna hitam pudar.Pikiranku jauh melayang seperti keluar dari raga sialan ini.

  Hati kecil memberontak mengutuki dan meyesali raga yang sudah berjalan berpuluh --puluh mil tanpa menemukan jejak dan arah yang pasti.Aku lelah dan tidak sanggup lagiIngin rasanya meyerah dan mengakjhiri hidup yang tiada arti sama sekali.layaknya bungkusan nasi dalam tong sampah.perlahan aku rebahkan tubuhku di bawah pohon tua.

  Burung kuning paruh panjang berjingkat-jingkat layaknya pemain akrobatik sambiul berkicau dengan sombongnya di dahan pohon tua itu.Kehadiranku seperti mengusik kenyamananya atau mungkin menertawakan keadaanku.Aku tidak peduli.Layaknya orang gila kuceritakan kekecewaan da keluh kesah tentang perjalanan yang tiada kunjung menemukan cahaya,sesekali kutinju batang pohon tua meluapkan kekesalanku.

  Astaga....Pohon itu...!!!Pohon itu tersenyum kepadaku.Aku berdiri berkacak pinggang menghadap pohon sialan itu dengan sorot mata yang tajam dan hati yang panas.

  "Dasar pohon tidak berguna".Aku Mengumpat.Aku berpikir itu buyykan senyuman tulus tetapi senyum yang mengejek keadaanku saat itu. Semakin akau mengumpat semakin dia tersenyum kepadaku.Kurang ajar.

  Lihat... dia mulai bicara....Astaga...!!!

  Dengan penuh hikmatpohon tua kering itu mengucapkan kata-kata sakti yang menusuk jantungku.

"Anak muda...apakah yang akan kamu dapatkan jika setiap saat kamu mengeluh?". Kata-katanya begitu tajam tapi lembut.

"Kamu masih muda masih banyak tugas dan tanggungjawab yang akan kamu pikul."

  Kesabaran dan ketekunan selama ini menjadi musuh dalam perjalananmu."pohon tua itu melanjutkan kata-katanya

Aku terdiam tidak bergeming.

  "Memang sangat sulit menerima kesabaran dan ketekuna itu tetapi jnika kamu belajar menerima maka kamu akaqn menemukan cahaya di ujung jalanmu".

  "Karena itu berjalanlah selangkah demi selangkah dengan penuh ketekunan dan kesabaran dan ingat jangan sekali-sekali mengeluh lagi niscaya perjalananmu akan berhasil cepat atau lambat".Kta penutup yang begitu jelas menyusup ke telingaku.Denagn wajqah yang tertunduk aku merasa malu ndan tidak berani memandang pohon tua itu.

  Tiba-tiba angin bertiup dengan kencan.Dahan pohon tua yang sudah masak menerjang ke arahku dan dengan secepat kilat aku melompat.

Brukk... Tubuhku terjun bebas ke lantai. Tepat diatas lukisan pohon tua seperti dalam mimpiku.Lukisan itu hadiah dari ayah dua minggu yang lalu ketika aku juara dua olimpiade sains tingkat kabupaten.

Huh...Ternyata hanya mimpi". Gumamku sambil perlahan-lahan bangkit dari lantai.Denagn punggung dan bahu yang sedikit merah dan lumayan sakit.

  Waktu sudah menunjukkan pukul 06:00 aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandibersiap berangkat sekolah.Aku merahasiakan mimpi itu dan akan mencari tahu apakah mimpi buruk sialan itu ada hubungannya dengan lukisan pohon tua misterius hadiah dari Ayah.Waktu yang akan menjawab.Waktunya berangkat sekolah......

Medan,4 agustus 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun