Mohon tunggu...
Reyhan Abdil Febriansyah
Reyhan Abdil Febriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki kepribadian yang introvert. Memiliki ketertarikan dengan film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Tontonan Film atas Perilaku Kekerasan Seksual pada Mahasiswa

17 Desember 2022   16:48 Diperbarui: 17 Desember 2022   16:48 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keterangsangan Dapat Meningkatkan Emosi, Kognisi, dan Agresi 

Dalam berbagai kondisi , keterangsangan yang meningkata dapat meningkatkan agresi, sebagai respon terhadap provokasi, frustasi, dan faktor-faktor lain. Seperti pada contoh berikut, saat ingin pergi ke kampus/sekolah, tiba-tiba turun hujan, sedangkan posisi kita tidak mendukung karena waktu yang sudah mepet untuk memulai kelas, gojek dan grab pun tidak ada yang mengambil kita. Hal ini menyebabkan kita terangsang secara emosi dan agresi serta kognisi dimana kita merasa ingin mengeluarkan kemarahan karena situasi yang tidak terduga. Meningkatnya keterangsangan juga dipengaruhi dalam permainan kompetitif, olahraga keras, dan musik tertentu dalam meningkatkan agresi. Penjelasan ini dapat menggunakan teori transfer eksitasi (excitation transfer theory). Teori ini menyatakan bahwa keterangsangan fisiologis cendrung untuk hilang secara perlahan seiring berjalannya waktu. Sebagian dari keterangsangan tersebut memungkinkan masih tetap berjalan engan bergerakny individu dari satu situasi ke situasi lain. Gangguan kecil memperkuat keterangsangan reaksi emosional, alhasil menjadi murka dan bukan hanya merasa sedikit terganggu. Teori transfer eksitasi menyebutkan bahwa dampak seperti ini paling mungkin terjadi ketika orang yang terlibat relatif tidak menyadari adanya keterangsangan emosi yang tersisa, suatu hal yang biasa, karena keterangsangan kecil sulit untuk disadari (Zillmann, 1994) dikutip dari psikologi sosial, Robert A. Baron, 2003.   

Adapun keterangsangan seksual, apakah berhubungan dengan tindakan agresi? Sigmund Freud menyatakan bahwa keinginan untuk menyakiti atau disakiti oleh kekasih sering kali menjadi bagian yang normal dari hubungan seksual. Ada keterkaitan antara hubungan yang penting denga keterangsangan seksual. Sudah terdapat beberapa uji penelitian terkait hal tersebut, uji yang pertama dengan menggunakan orang asing yang kemudian mengganggu partisipan. Kemudian mereka menguji stimulus yang dapat menyebabkan keterangsangan seksual ringan (gambar-gambar seksual atau netral (gambar lukisan atau seni abstrak). Terakhir mereka diberi kesempatan untuk membalas orang yang telah memprovokasi mereka. Hasil mengindikasikan bahwa orang-orang yang diperlihatkan pada materi yang dapat menyebabkan keterangsangan seksual ringan menunjukkan tingkat agresi yang lebih rendah daripada mereka yang diperlihatkan pada stimulus netral.

Keterangsangan seksual ini juga berdampak pada generasi-generasi sekarang yang kebanyakan dari mereka mengikuti budaya barat contohnya dalam film-film dan seri televisi. Banyak adegan-adegan yang memacu keterangsangan individu untuk bertindak negatif seperti seksual, bullying, penganiayaan, dan masih banyak lagi. Sudah banyak kasus terkait kekerasan seksual akibat tontonan film, salah satunya kasus Michael Ralou dalam tribunnews.com yang dimana pelaku melakukan pelecehan seksual akibat sering menonton video porno. Pelaku dan korban diketahui merupakan mahasiswa swasta di Jakarta Timur. Michael dikenakan pasal 281 KUHP tentang kejahatan terhadap kesusilaan dengan ancaman hukuman maksimal dua tahun delapan bulan penjara. Dari laporan yang didapat Michael melakukan pelecehan seksual di gang Joky berupa meraba payudara sang korban.

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa video porno dapat merangsang seseorang untuk melakukan tindakan kekerasan seksual. Kurangnya nilai dan norma dalam kehidupan sang pelaku membuatnya melakukan perilaku menyimpang.   

Kesimpulan

Kekerasan seksual merupakan tindakan menyimpang dan tindakan pelanggaran yang membuat korban ditindak secara seksual melalui kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung. Di perkembangan zaman yang semakin pesat  ini teknologi pun berkembang dengan Sangat cepat pula, semakin banyak pula media-media yang dapat menularkan kekerasan seksual terutama pada kalangan anak-anak dan remaja bahkan orang dewasa pun dapat melakukannya. Adegan-adegan kekerasan dalam film seperti memukul, bullying, penganiayaan, dan kekerasan seksual telah banyak dihadirkan di zaman sekarang ini. Hal tersebut terjadi karena pemikiran sistem kapitalisme dalam mencari keuntungan tanpa memperhatikan dampak buruknya. Kasus kekerasan seksual dapat dianalisis melalui perspektif dan teori sosiologi yang menekankan pada individu yaitu paradigma definisi sosial Max Weber dan teori interaksionisme simbolik. Kekekrasan seksual juga dapat terjadi karena keterangsangan individu terhadap suatu masalah, keterangsangan tersebut dapat berupa keterangsangan emosi, kognisi, dan seksual. Keterangsangan tersebut dapat terjadi karena tontonan yang dianggapnya menarik dan dapat memenuhi hasrat kesenangannya. Oleh karena itu, kita sebagai anak muda perlu mengetahui mana tontonan yang baik dan mana tontonan yang buruk agar tidak terjadi kejadian yang menyimpang dalam kehidupan. Kebanyakan anak muda yang mudah terpengaruh tontonan adalah karena mereka belum sepenuhnya mengetahui nilai dan norma di masyarakat dan pemikiran yang belum dewasa. Akibatnya individu tersebut bebas untuk melakukan apa saja sesuai dengan keinginannya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun