Di dalam proses interaksi tersebut tidak hanya berkenaan dengan pendidikan kognisi anak melainkan berkenaan dengan perkembangan aspek-aspek pribadi lainnya. Akan tetapi, masih ada lingkungan belajar yang kurang kondusif di sekolah. Anak-anak masih merasa terganggu atau tidak nyaman ketika mereka mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Rasa terganggu dan tidak nyaman tersebut salah satunya adalah masih adanya bullying yang dilakukan oleh teman-teman di sekolah terhadap beberapa anak, khususnya anak berkebutuhan khusus (Pradipta, 2017). Anak-anak yang mengalami hambatan/penyimpangan pada satu atau lebih proses-proses psikologis dasar yang mencakup penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan. Hambatannya dapat berupa ketidakmampuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung.
Anak berkebutuhan Khusus (ABK) umumnya mengalami kesulitan belajar adapun hambatannya sebagai berikut (1) keterampilan dasar, biasanya memiliki gangguan dalam proses mempelajari nama warna atau huruf, tidak memiliki pemahaman yang kuat hubungan antara huruf dengan suara, buruk pada tugas yang berhubungan dengan bunyi, memiliki masalah dalam mengingat fakta dasar matematika (2) Membaca, Anak-anak ini memiliki kekurangan dalam jumlah perbendaharaan kata dibandingkan anak seusianya (3) Menulis, Dalam hal menulis, anak-anak ini menulis lambat atau dengan susah payah, membuat pembalikan nomor (4) Bahasa lain, Anak-anak ini memiliki kesulitan menemukan kata yang tepat, mengingat urutan verbal (5) perilaku, Anak-anak ini tidak suka membaca atau menghindarinya, memiliki masalah perilaku waktu selama atau sebelum kegiatan membaca dengan membaca signifikan
Selanjutnya adapun penanganan Anak Berkebutuhan Khusus yang memiliki kesulitan belajar dapat diberi treatment  sebagai berikut. (1) Terapi perilaku, Terapi perilaku yang sering digunakan adalah modifikasi perilaku. Dalam hal ini anak akan mendapatkan penghargaan langsung jika dia dapat memenuhi suatu tugas atau tanggung jawab atau perilaku positif tertentu. Sebaliknya, anak juga akan mendapatkan peringatan jika ia memperlihatkan perilaku negatif. Dengan adanya penghargaan dan peringatan langsung ini anak dapat mengontrol perilaku negatif yang tidak dikehendaki, baik di sekolah maupun di rumah.(2) Psikoterapi suportif, Psikoterapi Suportif dapat diberikan kepada anak dan keluarganya. Tujuannya adalah memberi pengertian dan pemahaman mengenai kesulitan yang ada, sehingga dapat menimbulkan motivasi yang konsisten dalam usaha memerangi kesulitan ini. (3) Pendekatan Psikososial lainnya, Pemberian psikoedukasi ke guru dan pemberian pelatihan keterampilan sosial bagi anak.
Oleh karena sebagai orang dewasa pendamping anak berkebutuhan khusus juga penting mempelajari bagaimana perkembangan dan pemahaman belajar si anak, mulai dari hambatan personal yang dimiliki, kesulitan belajar dan lain sebagainya. Guru dan orang tua memegang peranan penting dalam perkembangan anak berkebutuhan khusus baik perkembangan kognitif, motorik dan psikomotoriknya.
Dapat disimpulkan bahwa anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memerlukan layanan khusus dalam bidang pendidikan. Mereka memerlukan dukungan baik dari orang tua, guru, kepala sekolah, teman, bahkan masyarakat dalam mengikuti pembelajaran di sekolah . Oleh karena itu, adanya kasus bullying di sekolah juga berdampak pada proses belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah. Hal tersebut mengakibatkan anak menjadi terganggu dan tidak nyaman berada di sekolah. Dampak yang muncul salah satunya adalah anak tidak mampu untuk belajar dengan baik di sekolah sehingga tujuan pembelajaran juga sulit tercapai dengan baik.
Adapun penanganan Anak Berkebutuhan Khusus yang memiliki kesulitan belajar dapat diberi treatment sebagai berikut. Terapi perilaku, Terapi perilaku yang sering digunakan adalah modifikasi perilaku. Dalam hal ini anak akan mendapatkan penghargaan langsung jika dia dapat memenuhi suatu tugas atau tanggung jawab atau perilaku positif tertentu. Sebaliknya, anak juga akan mendapatkan peringatan jika ia memperlihatkan perilaku negatif. Dengan adanya penghargaan dan peringatan langsung ini anak dapat mengontrol perilaku negatif yang tidak dikehendaki, baik di sekolah maupun di rumah. Psikoterapi suportif, Psikoterapi Suportif dapat diberikan kepada anak dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Maftuhatin, Lilik. (2014). Evaluasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Di Kelas Inklusif Di SD Plus Darul 'Ulum Jombang. Jurnal Studi Islam, 5(2), 201-228.
Simorangkir, Melda., & Lumbatoruan, Jitu. (2021). Aksebilitas Anak Berkebutuhan Khusus Di Era Pendidikan 4.0. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(1), 204-213.
Memet dan Widyaiswara, Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus, (Online). (Memahami Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Lpmp Jawa Barat.Htm), 2013, Diakses 26 Agustus 2013.
Angga D , Wening P, Muhammad Nurrohman J, (2020), Kasus Bullying pada Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi, Jurnal Ortopedagogia, 6 (2), 104-107.