“Kalau semua masalah sudah selesai terus ngapain dong ?!”
“Ya tinggal nikmatin … gitu aja nanya ! ”
“Masa gitu doang, emang roda kehidupan berhenti ?! , digilas dong kita !…”
“Iya sih, seharusnya kita nggak bingung ya kalau kita punya visi bersama .. ngomomg-ngomong visi bersama kita sebagai bangsa apa sih ?!”
“Au ah gelap!, yang begituan mah urusan para pemimpin … kan udah kita kasih gaji gede, kita kasih fasilitas lux , kerja dong – kerja … jangan berantem melulu !”
“Setuju, kalau wakil rakyat-nya saja sejahtera, seharusnya kita rakyat sekalian lebih sejahtera” …
“Itu baru terlaksana kalau gaji dan fasilitasnya bukan dari uang hutang” …
“Jadi masih pahit dong nasib kita ?!”
“Baru nyadar ?! … Gotong royong ?! Mimpi Kaleee … ! Kata Encang gue enggak bakalan pernah kompak, kalau yang satu perutnya buncit busung lapar, yang satu buncit kekenyangan; kalau yang satu harus jual diri untuk makan, yang satu saking tajirnya bisa beli tetangganya”
“Terus gimana dong kita ?!”
“Gampang … kalo cuman mau ngerasain manis mah : Makan aja Gula !”
--- Terganggu, dongkol, tapi juga ada unsur setuju, atas celetukan sekenanya dari makhluk kamar sebelah.Dan karena sudah kehilangan konsentrasi, sambil menikmati sisa kopi manis rasa gula impor, ku akhiri saja tulisan ini.
Merdeka !
Bandar Lampung, 15 Februari 2010.