Dakwah adalah panggilan mulia untuk menyampaikan kebaikan, menyeru kepada nilai-nilai Islam, dan mengajak manusia menuju jalan yang diridhai Allah. Ia bukan sekadar aktivitas keagamaan, tetapi sebuah amanah besar yang bertujuan membentuk masyarakat yang berakhlak, berilmu, dan beriman.
Namun, bagi banyak orang yang baru ingin memulai, pertanyaan yang sering muncul adalah: "Saya ingin berdakwah, tapi bingung mulai dari mana." Perasaan ragu ini wajar dan justru menandakan keseriusan dalam menjalankan amanah dakwah. Sebab, dakwah bukan hanya soal berbicara, tetapi juga soal tanggung jawab, ilmu, dan keteladanan.
Artikel ini hadir untuk membimbing langkah awal Anda dalam berdakwah, dengan cara yang sederhana, relevan, dan penuh makna.
1. Memperkuat Ilmu Agama
Tugas seorang pendakwah atau dai termasuk tugas yang berat, tetapi sangat mulia. Disebut mulia karena ia mengajak, membimbing dan membina umat agar beriman dan menata hidupnya sesuai dengan tuntunan Islam. Untuk itu seorang dai harus menguasai ilmu keislaman secara luas dan mendalam baik menyangkut tauhid, syariah (hukum) akhlak, pengetahuan umum dan bidang-bidang lainnya. Keluasan pemahaman keagamaan bagi seorang dai tentu akan mampu mentransfer pengetahuannya secara bijak dan menyentuh hati umat. Ia tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk cara pandang dan perilaku masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam yang universal.
Dalam hal penguasaan ilmu agama, Muhammad Ash-Shobbach, menawarkan syarat seorang dai adalah sebagai berikut.
a. Sudah dapat merampungkan membaca Al-Qur'an dan tafsirnya secara ringkas dan mendalami secara umum tentang ayat-ayat hukum.
b. Menguasai hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah, syariah dan muamalah.
c. Telah menguasai hadis-hadis shahih, terutama dalam kaitannya dengan ibadah dan hukum.
d. Menguasai pokok-pokok akidah yang benar dan mampu menjelaskan akidah yang murni kepada umat, sehingga umat terhindar dari syirik, kurafat dan takhayul.
e. Menguasai sejarah kehidupan Rasulullah Saw. dan para sahabat.
2. Berakhlak mulia dan Menjadi Teladan
Dai adalah agen perubahan sosial (agent of change), penyeru kepada kebaikan dan kebenaran. Agar pesan dakwah diterima oleh mad'u (sasaran dakwah), maka dai harus memiliki akhlak yang mulia dan menjadi contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak yang baik bukan hanya memperkuat isi dakwah, tetapi juga membangun kepercayaan. Ketika seorang dai memiliki komitmen, istiqamah, dan konsisten antara ucapan dan perbuatan, maka pesan dakwahnya akan lebih mudah diterima dan menyentuh hati. Sebaliknya, jika perilaku dai bertentangan dengan ajaran yang disampaikan, maka bukan hanya dakwahnya yang ditolak, tetapi citra Islam pun bisa tercoreng.
Sifat-sifat yang harus dimiliki seorang dai idealnya mencerminkan sifat para rasul, yaitu:
a. Shiddiq (jujur)