Penulis:
Reva Nurandini (2227230044)
Dosen Pengampu:
Dr. Ujang Jamaludin, S.Pd,. M.Si., M.Pd.
Â
Di lingkungan perguruan tinggi, keberagaman latar belakang agama, suku, budaya, dan pandangan menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Namun, keberagaman tersebut sering kali menimbulkan tantangan dalam menjaga sikap saling menghargai dan menjaga persatuan antar mahasiswa. Isu yang muncul adalah bagaimana nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dapat diimplementasikan secara nyata dalam kehidupan kampus, agar mahasiswa tidak hanya memahami semboyan itu secara teoritis, tetapi juga menghayatinya dalam interaksi sosial sehari-hari. Sehingga, perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai miniatur Indonesia dalam menumbuhkan semangat kebersamaan di tengah perbedaan.
Moderasi beragama bukan hanya soal toleransi, tetapi juga strategi penting untuk menjaga keutuhan bangsa, mencegah konflik, dan mendukung pembangunan nasional. Dalam konteks Indonesia. Moderasi beragama adalah wujud nyata dari hidup berdampingan secara damai dalam keberagaman, yang menjadi fondasi kuat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nasrudin, (2023) yang mengemukakan bahwa tanpa adanya pemahaman serta sikap terkait moderasi beragama yang baik, lingkungan sosial yang harmonis akan sangat sulit terwujud. Nilai ini sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, yang menegaskan bahwa perbedaan bukan alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk saling melengkapi dan memperkokoh persatuan. Melalui penerapan nilai-nilai tersebut di perguruan tinggi, mahasiswa dapat menjadi agen persatuan yang mengedepankan sikap moderat, toleran, dan inklusif dalam kehidupan berbangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI