Mohon tunggu...
Reva NabilaFaozan
Reva NabilaFaozan Mohon Tunggu... Mahasiswi

Mahasiswa Prodi Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Tekanan Mental Perkuliahan

17 Oktober 2025   10:24 Diperbarui: 17 Oktober 2025   10:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernakah anda mendengar mahasiswa yang mengeluh stres karena perkuliahan? Stres merupakan hal yang umum terjadi pada kalangan mahasiswa, banyak hal dapat menyebabkan stres tersebut terjadi.  Stres merupakan salah satu respon fisik dan psikologis yang dialami karena individu tersebut mendapatkan tekanan dari berbagai sisi. Salah satu penyebab ganguan kesehatan mental adalah karena stres yang tidak terkelola dengan baik. Dorongan akademik, tutunan sosial, masalah finansial dan lain sebagainya dapat memicu stres tersebut terjadi, mahasiswa harus bisa mengetahui cara mengelola stres tersebut agar tidak menghambat aktivitas perkuliahan. Banyak hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk mencegah terjadinya stres, seperti mengelola waktu dengan baik.

Stres yang dihadapi mahasiswa sering kali bukan berasal dari satu sumber tunggal, melainkan hasil akumulasi dari berbagai tekanan yang saling berkaitan. Tuntutan akademik yang tinggi, seperti tumpukan tugas, jadwal ujian yang padat, dan tekanan menyelesaikan skripsi dalam waktu tertentu, membuat mahasiswa kerap merasa kelelahan baik secara fisik maupun mental. Tidak jarang, mahasiswa memaksakan diri untuk memenuhi semua tuntutan tersebut tanpa memberi ruang untuk beristirahat, sehingga berdampak buruk pada kesehatannya. Di sisi lain, tekanan sosial juga memberi pengaruh besar. Hubungan yang kurang harmonis dengan teman atau lingkungan organisasi yang penuh persaingan bisa menimbulkan kecemasan tersendiri. Ekspektasi keluarga yang tinggi, seperti harapan untuk cepat lulus atau memperoleh nilai sempurna, sering kali justru menjadi beban yang membuat mahasiswa merasa tidak cukup baik, bahkan kehilangan motivasi.

Masalah finansial pun menjadi pemicu stres yang cukup signifikan. Banyak mahasiswa yang harus bekerja paruh waktu demi mencukupi biaya kuliah dan kebutuhan harian. Hal ini menguras energi dan waktu, sehingga fokus terhadap studi pun terganggu. Ditambah lagi, ketidakpastian akan masa depan menambah tekanan. Rasa takut akan sulitnya mendapat pekerjaan atau tidak mampu bersaing di dunia kerja membuat mahasiswa merasa cemas dan tidak percaya diri. Semua tekanan ini diperparah oleh manajemen waktu yang buruk, seperti kebiasaan menunda pekerjaan dan kurangnya disiplin dalam menyusun jadwal. Tanpa kesadaran dan penanganan yang tepat, stres bisa berkembang menjadi gangguan psikologis yang lebih serius.

Stres mengakibatkan banyak sekali perubahan pada mahasiswa. Dampak yang terjadi akibat stres tersebut sangat bervariasi. Stres dapat berdampak pada fisik seperti mudah lelah, lemas, sakit kepala atau migrain serta bisa menimbulkan insomia. Selain dampak fisik stres juga bisa berpengaruh pada psikologis, mahasiswa yang mengalami stres cenderung mudah cemas, mudah marah dan merasa depresi. Stres juga dapat memicu turunya prestasi akademik, serta membuat mahasiswa kehilangan motivasi belajar. Dampak sosial juga dapat terpengaruh karena adanya stres, dapat mempengaruhi interpersonal antar mahasiswa, mahasiswa cenderung lebih menarik diri dari lingkungan dan mengasingkan diri.

Untuk mencegah stres, mahasiswa perlu menerapkan gaya hidup yang sehat dan seimbang. Salah satu langkah efektif adalah manajemen waktu yang baik. Dengan membuat jadwal harian atau mingguan serta menetapkan prioritas tugas, mahasiswa dapat menghindari penumpukan pekerjaan yang sering menjadi sumber stres. Selain itu, menjaga istirahat dan tidur yang cukup sangat penting agar tubuh dan pikiran tetap segar dan siap menghadapi aktivitas perkuliahan. Aktivitas fisik dan olahraga juga menjadi cara efektif untuk meredakan stres, karena dapat memicu pelepasan hormon endorfin yang memberikan rasa tenang dan bahagia. Di tengah kesibukan akademik, mahasiswa juga perlu meluangkan waktu untuk mengembangkan hobi dan minat, sebagai bentuk relaksasi dan pengalihan dari tekanan belajar. Tidak kalah penting, berbicara dengan orang terdekat seperti teman, keluarga, atau konselor kampus dapat membantu mengurangi beban pikiran. Dukungan sosial menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan mental mahasiswa di tengah tekanan perkuliahan

Kampus memiliki peran penting dalam membantu mahasiswa mengatasi stres. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyediakan layanan konseling yang mudah diakses, profesional, dan ramah mahasiswa. Layanan ini memungkinkan mahasiswa untuk berbicara dengan tenaga ahli mengenai masalah pribadi, akademik, maupun sosial. Selain itu, kampus juga dapat menyelenggarakan kegiatan yang mendukung keseimbangan hidup, seperti seminar kesehatan mental, olahraga bersama, pelatihan manajemen stres, hingga komunitas minat. Dengan dukungan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjaga kesehatan mentalnya dan menjalani perkuliahan dengan lebih baik.

Stres yang terjadi pada mahasiswa adalah hal yang sering terjadi belakangan ini. Stres adalah hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja karena bisa berdampak bagi kesehatan mental. Oleh karena itu mahasiswa harus bisa mengenali tanda-tanda stres serta menerapkan strategi yang efektif untuk mencegah stres tersebut terjadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun