Agus Salim menguasai sedikitnya sembilan bahasa asing, termasuk Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan Arab. Bagi beliau, bahasa adalah kunci untuk mengakses pengetahuan dunia. Ia sering menekankan kepada murid dan anaknya bahwa menguasai bahasa berarti membuka pintu pergaulan global, sekaligus mempertahankan kemampuan berdialog dengan budaya sendiri.
Kepemimpinan dalam Pendidikan
Ungkapan terkenalnya, "Memimpin adalah menderita," tidak hanya berlaku untuk dunia politik, tetapi juga untuk pendidikan. Menurutnya, pendidik sejati harus siap berkorban demi keberhasilan anak didiknya. Prinsip ini selaras dengan metode yang ia terapkan di rumah, di mana ia mengabdikan waktu dan energinya untuk mendidik dengan kesabaran dan disiplin.
Â
Pendidikan Karakter dan Integritas
Bagi Agus Salim, pendidikan karakter adalah inti dari sekolah kehidupan. Ia menekankan bahwa Republik Indonesia bertahan berkat "kesetiaan dan akhlak mereka yang belum rusak." Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan keberanian moral menjadi prioritasnya, karena tanpa karakter yang kuat, kecerdasan hanya akan menjadi senjata yang berbahaya.
Â
Sekolah Kehidupan untuk Generasi Muda
Agus Salim melihat bahwa tantangan terbesar generasi muda adalah menjaga jati diri di tengah arus pengaruh asing. Ia mendorong mereka untuk belajar dari budaya luar, tetapi tidak menelan mentah-mentah nilai yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Pendidikan, baginya, harus membentuk pribadi yang percaya diri dan kritis, tetapi tetap berakar pada budaya dan agama.
Â
Relevansi di Era Modern