Mohon tunggu...
Retno Sawitri
Retno Sawitri Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris di SMK Al Hasra

Seorang Guru Bahasa Inggris di SMK Al Hasra Depok, yg memiliki hobi camping dan membaca. Ketertarikan pada dunia pendidikan anak-anak dan kehidupan remaja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Agus Salim dan Sekolah Kehidupan : Pendidikan yang Memerdekakan

10 Agustus 2025   18:40 Diperbarui: 10 Agustus 2025   18:40 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kiai Haji Agus Salim (1884--1954) adalah salah satu tokoh besar yang jejak perjuangannya melampaui batas peran formal sebagai diplomat atau politisi. Ia adalah pendidik dalam makna yang paling luas: membimbing melalui teladan, membebaskan melalui ilmu, dan menghidupkan semangat kemerdekaan dalam setiap orang yang ia sentuh. Pendidikan baginya bukan sekadar duduk di bangku sekolah, tetapi proses membentuk manusia yang merdeka lahir dan batin.

Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan

Lahir di Koto Gadang, Sumatra Barat, Agus Salim mengenyam pendidikan di Europeesche Lagere School (ELS) dan Hogere Burgerschool (HBS), sebuah pencapaian langka bagi pribumi pada masa itu. Ia lulus sebagai yang terbaik di Hindia Belanda, melampaui murid-murid Eropa. Namun, yang membuatnya berbeda adalah pilihannya untuk tidak mengambil beasiswa ke Belanda, sebuah sikap yang mencerminkan kemandirian dan penolakannya terhadap sistem kolonial yang diskriminatif.

 

Konsep Sekolah Kehidupan

Agus Salim meyakini bahwa sekolah kehidupan jauh lebih penting daripada sekadar pendidikan formal. Baginya, pengalaman, interaksi sosial, penguasaan bahasa, dan pembelajaran moral adalah fondasi sejati pembentukan manusia. Ia mengajarkan anak-anaknya langsung di rumah, memadukan pelajaran agama, logika, sejarah, dan keterampilan hidup dengan disiplin yang ia tentukan sendiri.

 

Pendidikan yang Memerdekakan

Pendidikan menurut Agus Salim harus membebaskan pikiran dari kebodohan dan hati dari sifat rendah. Ia menolak model pendidikan kolonial yang hanya mencetak pegawai patuh, tanpa kemampuan berpikir kritis. Ia berkata, "Tugas pendidikan adalah menjadikan manusia merdeka, bukan hanya pandai." Prinsip ini menginspirasi gagasan pendidikan nasional yang menekankan kemandirian berpikir.

 

Peran Bahasa sebagai Kunci Ilmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun