Mohon tunggu...
Restu Maulana Fatih Kurnia
Restu Maulana Fatih Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya mahasiswa yang sangat suka bermain alat musik dan menonton film

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Keberagaman Budaya Bandung

26 Maret 2025   16:46 Diperbarui: 26 Maret 2025   16:46 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Bandung, sebagai ibu kota Jawa Barat, tidak hanya dikenal sebagai kota metropolitan yang dinamis tetapi juga sebagai pusat kebudayaan Sunda yang kaya akan tradisi. Kota ini menjadi melting pot berbagai budaya, mulai dari adat istiadat Sunda yang masih lestari, pengaruh kolonial Belanda, hingga percampuran budaya modern akibat perkembangan seni dan pariwisata. Artikel ini akan mengulas secara mendalam berbagai budaya yang ada di Bandung, mulai dari kesenian tradisional, kuliner khas, upacara adat, hingga interaksi budaya urban yang terus berkembang. Dengan memahami keberagaman ini, kita dapat melihat bagaimana Bandung berhasil memadukan warisan leluhur dengan dinamika zaman modern tanpa kehilangan identitas aslinya.
Bandung, yang dijuluki "Paris van Java" pada masa kolonial, merupakan kota dengan sejarah panjang yang memadukan berbagai lapisan budaya. Sejak zaman Kerajaan Sunda, pengaruh kolonial, hingga era kontemporer, Bandung terus berkembang sebagai pusat seni, pendidikan, dan ekonomi. Namun, di balik kemodernannya, Bandung tetap memegang teguh nilai-nilai budaya Sunda yang menjadi akar identitas masyarakatnya.
Budaya di Bandung tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional seperti tari Jaipong atau angklung, tetapi juga mencakup tradisi lisan, upacara adat, arsitektur khas, serta kuliner yang telah menjadi ikon. Selain itu, sebagai kota pelajar dan kreatif, Bandung juga menjadi tempat bertemunya berbagai budaya baru, baik dari dalam maupun luar negeri, menciptakan fenomena akulturasi yang unik.
Artikel ini akan membahas secara komprehensif berbagai aspek budaya yang ada di Bandung, mulai dari yang bersifat tradisional hingga modern, serta bagaimana masyarakat Bandung menjaga kelestariannya di tengah arus globalisasi.

Bandung, sebagai ibu kota Jawa Barat, adalah pusat kebudayaan Sunda yang kaya, menggabungkan tradisi dan modernitas. Kota ini terkenal dengan kesenian tradisional seperti tari Jaipong dan angklung, serta kuliner khas seperti nasi timbel dan batagor. Bandung juga menjaga tradisi lisan dan upacara adat seperti Seren Taun, meskipun tetap berkembang sebagai kota urban yang kreatif. Sebagai kota pelajar dan pusat inovasi, Bandung menjadi tempat interaksi berbagai budaya. Meskipun terpengaruh globalisasi, Bandung tetap berupaya melestarikan warisan budayanya melalui festival budaya dan pendidikan seni. Kota ini mencerminkan bagaimana sebuah kota dapat mempertahankan identitas budaya sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.

PEMBAHASAN

Budaya Sunda sebagai Akar Identitas Bandung

Sebagai bagian dari Tanah Pasundan, Bandung memiliki ikatan kuat dengan budaya Sunda. Masyarakat Sunda dikenal dengan keramahan, kesopanan, dan kearifan lokal yang tercermin dalam bahasa, seni, dan tradisi sehari-hari. Bahasa Sunda, misalnya, masih digunakan secara luas di kalangan penduduk asli, dengan tingkatan bahasa halus (lemes) dan kasar (loma) yang menunjukkan penghormatan kepada lawan bicara.

Salah satu aspek budaya Sunda yang masih lestari adalah upacara adat, seperti Seren Taun (syukur panen) dan Ngaruat Bumi (ritual tolak bala). Upacara Seren Taun biasanya digelar di kawasan Bandung Utara, seperti di Ciburuy atau Cicalengka, dengan prosesi penyerahan hasil bumi sebagai bentuk terima kasih kepada alam. Sementara itu, tradisi Mapag Sri (menyambut Dewi Padi) masih dilakukan di beberapa desa sebagai bentuk penghormatan terhadap sumber kehidupan.

Kesenian Tradisional yang Tetap Hidup

Bandung merupakan pusat perkembangan seni tradisional Sunda. Salah satu yang paling terkenal adalah Tari Jaipong, sebuah tarian dinamis yang menggabungkan gerakan energik dengan musik tradisional kendang. Tarian ini, yang dikembangkan oleh Gugum Gumbira pada tahun 1970-an, terinspirasi dari tari Ketuk Tilu dan menjadi ikon budaya Jawa Barat.

Selain Jaipong, Angklung juga menjadi warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. Alat musik bambu ini tidak hanya dimainkan dalam pertunjukan seni, tetapi juga diajarkan di sekolah-sekolah sebagai bagian dari pendidikan budaya. Saung Angklung Udjo, salah satu pusat pelestarian angklung di Bandung, rutin mengadakan pertunjukan untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

Seni Wayang Golek (wayang kayu) juga masih eksis, terutama dalam cerita Ramayana dan Mahabharata yang disesuaikan dengan nilai-nilai lokal. Dalang-dalang terkenal seperti Asep Sunandar Sunarya telah membawa wayang golek ke panggung internasional, menunjukkan bahwa kesenian tradisional tetap relevan di era modern.

Kuliner Khas Bandung: Perpaduan Rasa dan Tradisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun