Mohon tunggu...
Kun Prastowo
Kun Prastowo Mohon Tunggu... lainnya -

I Love INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pagar Mangkok atau Pagar Tembok

3 Juni 2015   15:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:22 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebenarnya apa yang akan saya sampaikan ini hanya permasalahan sederhana; namun diharapkan bisa menjadi kritik konstruktir bagi dunia pendidikan.

Saat aku pulang kampung; aku terhenyak. SD Slogohimo III yang terletak di desa Slogohimo, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri adalah sebuah SD yang berada di perdesaan di kaki gunung.

Sekolah dasar yang dulu menjadi tempatku mengecap ilmu dasar, tempat aku bermain, tempat aku bersendau gurua bersama teman kini kondisi seperti penjara Alcatraz. Alcatraz adalah nama pulau yang ditempati oleh salah satu penjara paling terkenal di dunia terletak di San Francisco Bay Amerika Serikat.

Sekolahku itu kini ditembok tinggi rapat. Wow sebuah kondisi yang menimbulkan banyak tanda tanya.

Pertanyaan pertama yang aku lontarkan adalah; proyek. Artinya; pihak sekolah hanya memburu proyek agar mendapat keuntungan finansial dari membangun tembok tinggi itu!!! Tidak lebih tidak kurang.

Pertanyaan berikutnya yang mungkin 'kritis' adalah; Apakah pihak sekolah tidak memahami manajemen pendidikan? Mengapa siswa didik kesannya dikungkung dan dipisahkan dari lingkungannya? Tidak bolehkan, siswa didik menikmati pemandangan alam dan suasana segar pedesaan?

Pendidikan merupakan langkah awal guna membentuk manusia seutuhnya. Melalui pendidikan manusia diciptakan agar mengerti kedudukan mereka terhadap lingkungan hidupnya. Di satu sisi keberhasilan pendidikan dapat diukur dari sejauhmana manusia mampu memanfaatkan sumberdaya lingkungan untuk kesejahteraannya. Di sisi lain, kesuksesan pendidikan juga dapat diukur dari sejauhmana manusia dapat menjaga kelestarian lingkungannya. Namun, disadari atau tidak, sebenarnya lingkungan ikut menetukan keberhasilan pendidikan seseorang. Dalam hal ini Syah (2003:134) mengungkapkan bahwa “Selain faktor internal kesuksesan belajar juga dipengaruhi oleh faktor eksternal salah satunya adalah lingkungan sekitar siswa”.

Mohammad Noor Syam, dalam bukunya Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, mengemukakan bahwa hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif, bahkan seperti  telur  dengan ayam. Masyarakat maju karena pendidikan dan pendidikan yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju. Sekolah juga berfungsi sebagai lembaga sosial yang melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.

Hubungan antara sekolah dan masyarakat pada hakekatnya adalah suatu sarana yang cukup mempunyai peranan yang menentukan dalam rangka usaha mengadakan pembinaan pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Secara umum orang dapat mengatakan apabila terjadi kontak, pertemuan dan lain-lain antara sekolah dengan orang di luar sekolah, adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

Arthur B. Mochlan menyatakan school public relation adalah kegiatan yang dilakukan sekolah atau sekolah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat dari segi edukatif, maupun dilihat dari segi psikologi. Hubungan antar sekolah dan masyarakat lebih dibutuhkan dan lebih terasa fungsinya, karena adanya kecenderungan perubahan dalam pendidikan yang menekankan perkembangan pribadi dan sosial anak melalui pengalaman-pengalaman anak dibawah bimbingan guru, baik diluar maupun di dalam sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun