Mohon tunggu...
Restianrick Bachsjirun
Restianrick Bachsjirun Mohon Tunggu... Ketua Umum Perhimpunan Revolusioner Nasional (PRN)

Direktur Pusat Studi Politik, Hukum dan Ekonomi Nusantara (PuSPHEN), Founder Network For South-East Asian Studies (NSEAS), Ketua Umum Perhimpunan Revolusioner Nasional (PRN), Alumni Fisip Universitas Jayabaya, Jakarta, dan juga seorang Entreprenuer Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

KEBIJAKAN EKONOMI MARITIM PRESIDEN PRABOWO SUBIANTO: Pembangunan Pelabuhan Super Besar Kuala Tanjung Di Selat Malaka Sebagai Pusat Maritim Dunia

8 Februari 2025   19:15 Diperbarui: 8 Februari 2025   19:01 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Artikel  singkat ini bertujuan untuk mengkaji kebijakan ekonomi yang diterapkan dalam pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung di era Presiden Prabowo Subianto serta menganalisis dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan regional. Selain itu, juga akan mengeksplorasi berbagai tantangan yang dihadapi dalam proses pembangunan serta memberikan rekomendasi strategis bagi pemangku kebijakan, investor, dan pelaku industri maritim.

Kebijakan Ekonomi Maritim dan Implikasinya terhadap Pelabuhan Kuala Tanjung

Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintahan Prabowo Subianto berfokus pada penguatan sektor maritim sebagai salah satu pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam hal ini, Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi salah satu target utama pengembangan guna meningkatkan efisiensi distribusi logistik serta mempercepat arus perdagangan ekspor-impor.

Dukungan terhadap pembangunan infrastruktur pelabuhan tercermin dalam kebijakan investasi yang mendorong keterlibatan sektor swasta dan asing dalam modernisasi sistem logistik. Program insentif pajak, kemudahan perizinan, serta penguatan regulasi dalam pengelolaan pelabuhan menjadi langkah strategis yang diambil untuk menarik investasi dan mempercepat pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung.

Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hub logistik diprediksi akan memberikan dampak signifikan tidak hanya terbatas tingkat internasional, tetapi juga membawa manfaat besar bagi perekonomian domestik Indonesia. Infrastruktur yang memadai akan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia, mengurangi biaya logistik, serta menciptakan lapangan kerja di sektor maritim dan industri terkait.

Selain itu, kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan akan menjadi pusat aktivitas ekonomi baru mencakup industri pengolahan hasil tambang, petrokimia hingga komoditas eksport seperti minyak sawit dan karet. Dengan infrastruktur modern, pelabuhan ini juga diharapkan dapat memperbaiki struktur logistik domestik Indonesia yang selama ini dianggap mahal dan tidak efesien.

Biaya logistik di Indonesia saat ini mencapai hampir seperempat dari produk domestik bruto jauh lebih tinggi dibandingkan negara tetangga seperti Singapura yang hanya mencapai sekitar 8%. Sistem logistik yang lebih efisien dan digitalisasi pelabuhan diharapkan mampu menurunkan biaya logistik hingga 15%. Hal ini tidak hanya meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pelaku usaha kecil dan menengah di dalam negeri.

Keberadaan pelabuhan super besar Kuala Tanjung di Selat Malaka tidak hanya berdampak pada hubungan perdagangan antara Indonesia dan Singapura, tetapi juga mengubah dinamika ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Negara-Negara seperti Malaysia dan Thailand mulai menyadari bahwa langkah strategis Indonesia ini akan mengalihkan sebagian besar lalu lintas perdagangan yang selama ini melalui pelabuhan mereka. Malaysia yang memiliki pelabuhan besar seperti Port Klang dan Tanjung Pelepas berada dalam posisi dilematis. Di satu sisi negara ini memiliki hubungan ekonomi erat dengan Singapura, tetapi di sisi lain, Malaysia juga melihat peluang kerjasama strategis dengan Indonesia sebagai cara untuk menghadapi dinamika perubahan ini.

Secara geopolitik Indonesia menunjukkan bahwa langkah ini adalah simbol kemandirian dan kekuatan ekonomi yang semakin membesar.Keputusan untuk membangun pelabuhan super besar Kuala Tanjung bukan hanya persaingan dengan Singapura, tetapi juga tentang memanfaatkan kekuatan geografis dan sumber daya Indonesia untuk menjadi aktor utama dalam perdagangan dunia.

Dengan akses langsung ke jalur pelayaran global dan potensi besar dalam sumber daya alam Indonesia memiliki peluang untuk memperkuat posisinya di panggung internasional sebagai negara yang mandiri secara ekonomi dan mampu bersaing dengan negara maju lainnya.

Pembangunan dan pengembangan pelabuhan super besar Kuala Tanjung di Selat Malaka ini, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengubah tatanan perdagangan global dan memperkuat daya saingnya di pasar internasional. Proyek ini tidak hanya menjadi langkah besar bagi pertumbuhan ekonomi domestik tetapi juga mengukuhkan posisi Indonesia sebagai kekuatan maritim dan ekonomi dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun